Hj. Airin Rachmi Diany, S.H., M.H. adalah Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dua periode, memimpin sejak 20 April 2011 hingga 20 April 2021. SaatmenjadiWalikotaTangsel, Airin dipercaya memimpin para walikota seluruh Indonesia yang terhimpun dalam organisasi APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) periode 2016-2020.
Sebagai kepala daerah, Airin menorehkan banyak prestasi, baik untuk dirinya maupun untuk Pemerintahan yang dipimpinnya. Ia memperoleh dua satya lencana yang disematkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, yakni satya lencana pembangunan koperasi dan satya lencana wira karya. Airin memperoleh Kartini Award karena dinilai sebagai pemimpin perempuan yang berhasil. Ia juga dinobatkan sebagai Kepala Daerah Paling Inovatif (KDI) dan puluhan penghargaan lainnya.
Meski telah mengakhiri jabatannya sebagai Walikota Tangsel, mantan Mojang Parahyangan dan Puteri Indonesia Favorit ini tak berhenti mengabdi demi rakyat. Airin di- percaya sebagai, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Taekwondo, Banten, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Tangsel, Majelis Per- timbangan Karang Taruna Tangsel, dan Pembina bagi banyak organisasi kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Airin telah mendorong perempuan untuk memecahkan stigma dalam bidang politik. Ia pun menyampaikan pentingnya konsep perempuan adaptif. Perempuan yang hadir berkontribusi untuk Bangsa, penuh semangat, punya kemampuan berinovasi, kreatif, serta proaktif menghadapi perubahan zaman. “Stigma perempuan dulu itu lemah, lambat, tidak independen. Tapi sekarang, stigmanya sudah mulai berubah dan harus kita terus ciptakan,” ujar Airin saat berbincang dengan BANTEN POS.
Perempuan dalam kancah politik, menurut Airin, bukan hanya bermodalkan tampang, akan tetapi komunikasi politik yang positif harus menjadi modal utama. “Komunikasi bisa lewat mana saja. Tapi kalau saya memanfaatkan media, selain itu juga turun langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Airin juga membagikan pengalamannya masuk dunia politik khususnya di Banten. Di mana saat itu, peran perempuan dalam politik di Banten masih cukup minim. “Saya ingat persis ketika pertama kali masuk politik di Banten, tantangannya cukup berat. Tetapi, mana kala potensi dan kesempatan itu ada, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” katanya.
Discussion about this post