Salah satu relawan DESTANA menyampaikan kesannya selama mengikuti kegiatan. Ia mengaku mendapatkan banyak pemahaman baru mengenai mitigasi bencana, khususnya bagaimana mendampingi anak-anak agar tidak panik ketika bencana terjadi. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang selama ini konsisten membantu proses pendampingan di wilayahnya.
“Dari workshop ini saya jadi paham bagaimana membuat anak-anak tidak panik saat terjadi bencana seperti gempa. Terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang terus konsisten mendampingi kami dalam memahami mitigasi bencana. Tetap semangat dan jangan lupa ke Desa Situregen,” terangnya.
Rumah Membaca Marimba 3 merupakan kelanjutan dari dua program sebelumnya yang telah berjalan di Desa Panggarangan (Marimba 1) dan Kampung Nagajaya (Marimba 2). Kini, inisiatif ini diperluas ke RA Annajah di Kampung Cipurun, sebagai bentuk komitmen membangun generasi anak yang literat, tangguh, dan peduli lingkungan.
Dengan menggandeng berbagai mitra lokal, Marimba berharap dapat menciptakan ekosistem belajar yang aman, adaptif, dan berkelanjutan di wilayah-wilayah yang memiliki risiko bencana tinggi. Workshop ini menjadi langkah awal untuk memperkuat kolaborasi antara masyarakat, relawan, dan akademisi dalam menciptakan ruang belajar yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga menyelamatkan. (MYU)