ISU penghapusan kawasan Baduy sebagai obyek wisata memang sudah dibantah para sesepuh adat Baduy. Namun, keprihatinan banyak pihak soal dampak wisata bagi kelestarian budaya dan kelestarian alam di kawasan itu, tetap menjadikan catatan tentang perlunya perlindungan bagi kominiiytas adat tersebut agar mereka dapat hidup sesuai dengan cara hidup yang mereka inginkan.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Lebak, Yeni Mulyani kepada BANPOS mengatakan, di satu sisi pemerintah memang sedang giat mengembangkan dunia pariwisata demi mendongkrak ekonomi lokal. Meski demikian, dengan beragam kekhasan yang dimiliki oleh komunitas adat Baduy, pengembangan wisata di kawasan tersebut sebaiknya diserahkan kepada masyarakat Baduy itu sendiri.
“Ya, kalaupun itu benar, itu hak warga Baduy untuk minta dihapus. Kita juga bisa tetap melihat Baduy, untuk melihat Baduy kan tidak mesti harus datang ke sana. Tapi yang saya tau pernyataan itu sudah dibantah lagi,” ujarnya, Minggu malam (12/7).
Menanggapi polemik yang sempat muncul, dalam hal ini jajaran Pokdarwis bersama Disbudpar Lebak ke depan akan lebih ketat dan selektif bagi pengunjung wisata ke lingkungan Baduy, terutama terhadap pengunjung wisata travel.
“Nanti kita akan selektif, mereka harus dapat ijin Pokdarwis dan Disbudpar. Dan juga harus membawa guide dari Pokdarwis. Soal ini akan segera kita rapatkan,” ungkap Yeni.
Dijelaskan, pihaknya juga prihatin dengan banyaknya keluhan soal banyak wisatawan ke Baduy yang membuang sampah sembarangan. Karena itu dianggap mencoreng destinasi wisata itu sendiri.
“Kawasan Baduy itu justru harus dijaga kelestarian alam dan budayanya. Nanti mah pengunjung dilarang membawa jajanan dari produk luar daerah yang berbagan plastik, kita harapkan mereka wajib membeli produk lokal yang ramah lingkungan,” tandasnya.
Sementara soal keberadaan masyarakat adat Baduy yang hingga kini masih teguh menpertahankan tradisi leluhurnya, juga ditanggapi peneliti dari Jaringan Kerja (Jangkar) Ecovillage, Juandi Bin Itja Djuhia. Ecovillage adalah sebuah jaringan yang konsen dengan pengembangan kampung berbudaya lingkungan.
Kepada BANPOS Juandi menuturkan, masyarakat adat Baduy itu sebagai pemegang wasiat sejarah leluhurnya dalam hal menjaga lingkungan alam yang terhubung pada akar budaya yang hingga kini masih bertahan.
Discussion about this post