SERANG, BANPOS – Padepokan pencak silat Berru Sakti menjadi destinasi program Modul Nusantara yang diikuti oleh Mahasiswa Inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Dibawah bimbingan dan pendampingan Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Untirta, Asih Machfuzhoh, para mahasiswa diikutsertakan dalam workshop kebudayaan guna mendorong pelestarian budaya dan ragam kesenian Banten, Sabtu (8/10).
“Workshop kebudayaan ini merupakan wujud refleksi peran pemuda pelestari warisan budaya dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang indahnya keragaman tradisi dan budaya Indonesia,” ujar Asih Machfuzhoh, saat memandu jalannya workshop.
Pada kesempatan tersebut, dosen yang akrab disapa Momo ini menjelaskan sejumlah kesenian khas Banten seperti Tari Bendrong Lesung dan atraksi kekebalan diri Debus dipertunjukkan di hadapan 20 mahasiswa kelompok 7 PMM Batch 2 Untirta.
Kasepuhan Abah Jamhari, selaku pengelola padepokan mengungkapkan bahwa selain berfungsi sebagai seni dan olahraga, debus yang masih merupakan bagian dari pencak silat dapat pula dijadikan sebagai alat pertahanan diri, baik diri sendiri maupun orang lain.
“Alhamdulillah kami dapat menjelaskan kepada para mahasiswa dan mempresentasikan golok pusaka khas Cilegon yang kami karyakan sekaligus menerangkan filosofi dibaliknya,” ujarnya.
Tak sebatas menikmati dan mengagumi kebudayaan Banten, Abah Jamhari mengajak para mahasiswa PMM untuk merenungkan perannya sebagai generasi penerus dalam melestarikan kebudayaan Indonesia.
“Kebudayaan Kota Cilegon, Banten sudah Abah perlihatkan. Semoga itu menggugah hati dan sanubari anak-anak kita semua untuk mempelajari seni budaya itu sendiri,” tandasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post