BANJARMASIN, BANPOS – Bank Kalsel menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Rattan Inn, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. RUPSLB untuk menyetujui dan mengesahkan akhir masa Jabatan Dewan Komisaris Bank Kalsel masa bakti 2016 sampai 2021.
Selanjutnya mengesahkan pemberhentian diri secara hormat Dr H Ary Bastari SH MM yang diangkat menjadi Direktur Utama salah satu Perusahaan BUMN. RUPSLB juga menyetujui dan mengesahkan pengangkatan Hatmansyah dan Syarituah Siregar sebagai Komisaris Independen masa bakti 2021-2026.
RUPSLB yang digelar Sabtu (16/10/2021) itu, dihadiri Pemegang Saham Bank Kalsel, di antarnaya Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, Bupati Kabupaten Tanah Laut, Sukamta, Bupati Hulu Sungai Utara, H Abdul Wahid, Bupati Tapin, HM Arifin Arpan.
Sedangkan Walikota Banjarmasin diwakili Plh Sekda Kota Banjarmasin, Sugito. Hadir juga jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Bank Kalsel. Sedangkan Pemegang Saham lainnya hadir secara daring melalui aplikasi zoom meeting.
Dalam RUPS LB itu juga disampaikan, pengangkatan Dr H Ary Bastari SH MM sebagai Direktur Utama salah satu perusahaan BUMN diketahui melalui Surat Keputusan Kementerian BUMN. Amanah itu menjadi kebanggaan bagi Bank Kalsel, karena putra terbaik Kalsel memegang peranan penting pada perusahaan plat merah tersebut
Sejak awal dikukuhkan Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor sebagai Komisaris Utama Bank Kalsel pada 12 Januari 2017, H Ary Bastari menghadirkan iklim kerja yang berbeda. Mengusung filosofi kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas, membuahkan performance yang baik bagi Bank Kalsel.
Dari sisi keuangan, pada awal masa jabatannya, posisi aset Bank Kalsel berada di angka Rp11,89 Triliun (Desember 2016), saat ini telah meningkat Rp15,59 Triliun (September 2021) atau tumbuh 31,12%. Untuk Modal Inti, per Desember 2016 berada di angka Rp1,6 Triliun, dan September 2021 telah meningkat Rp1,9 Triliun atau tumbuh 20,87%.
Ditinjau dari Non Performing Loan (NPL), saat ini mencatatkan nilai 3,96% (September 2021), lebih baik dibandingkan posisi Desember 2016 senilai 4,23%. Perbaikan NPL ini tentunya juga berimbas pada posisi Tingkat Kesehatan Bank (TKB), dimana pada 2016 mencatatkan Peringkat Komposit (PK) 3, namun sekarang berhasil mencatatkan PK 2, yang mengindikasikan sebagai Bank Sehat.
Discussion about this post