SEJAUH mata memandang, lahan seluas 20 hektare di Desa Mogana, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang itu terlihat lowong. Lahan penguasaan PT. Bibo itu sebenarnya disewa oleh perusahaan tersebut, untuk menanam pohon karet.
Pada awal tahun 2025, lahan tersebut dipinjamkan kepada Polda Banten untuk dapat ditanam jagung sebagai bagian dari program ‘Penanaman 1 Juta Hektare Jagung’ yang dilakukan serentak secara nasional pada Januari 2025 lalu.
Berdasarkan pantauan pada 5 April 2025, lahan di Desa Mogana itu terlihat lowong. Tidak ada aktivitas maupun hamparan jagung yang seharusnya ditanami di lahan dengan sekitar 300 kg benih jagung bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) itu.

Pada saat itu, yang terlihat hanyalah sederet tanaman jagung yang tumbuh kurang maksimal, dan merupakan deretan jagung hasil dari penanaman simbolis oleh Polda Banten pada 21 Januari 2025. Jika mengacu pada periode tanam padi, seharusnya saat itu tanaman jagung sudah mendekati masa panen.
Sementara pada Rabu (4/6), tak ada perubahan yang signifikan pada lahan 20 hektare tersebut. Lahan tetap terlihat lowong tanpa adanya tanaman jagung pada saat BANPOS bersama sejumlah rekan media lainnya datang ke sana. Bahkan, sederet tanaman jagung yang sebelumnya tumbuh hasil penanaman simbolis, kini sudah layu dan jagungnya jatuh ke tanah tanpa ada yang memanen.
E-Paper BANPOS Terbaru
BANPOS sempat berbincang dengan salah satu warga setempat, sebut saja namanya Rohim. Ia merupakan salah satu penggarap yang menumpang di lahan milik PT. Bibo itu. Disebut menumpang lantaran teknik penanaman yang ia lakukan adalah tumpang sari, menanam sayur mayur seperti cabai, terong dan lainnya di sela-sela pohon karet.
Rohim bercerita, lahan tersebut memang sudah empat bulan dibiarkan begitu saja, setelah dilaksanakannya seremoni simbolis penanaman jagung oleh Polda Banten pada 21 Januari lalu. Lokasi penanaman simbolis menjadi satu-satunya ruas lahan yang ditanami jagung oleh Polda Banten, dalam empat bulan terakhir.