SERANG, BANPOS – Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali menegaskan komitmen TNI AL dalam mewujudkan swasembada pangan melalui panen raya kedelai varietas unggul Migo AL 1-89 seluas 1,5 hektar di Desa Rancasanggal, Cinangka, Kabupaten Serang, Kamis (8/5/2025).
Panen raya yang digelar di Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Bioteknologi itu merupakan bagian dari program ketahanan pangan TNI AL yang menjadi tindak lanjut dari Asta Cita Presiden RI dan Perpres No. 81 Tahun 2024 tentang pemanfaatan sumber daya lokal untuk ketahanan pangan nasional.
“Hasilnya itu mencapai hampir 5 ton, jadi 4,4 ton dalam satu hektar. Kalau berhasil, berarti nanti kita akan terapkan di berbagai tempat seperti Lampung, Bengkulu, Pasuruan, Manado, dan Pasir Angin Bogor. Kalau ini bisa berhasil semua, berarti kita akan mengurangi ketergantungan kita terhadap kedelai dari asing,” ujar Ali.
Kedelai varietas Migo AL 1-89 dikenal sebagai jenis unggul hemat air dan berproduktivitas tinggi. Masa tanamnya pun relatif singkat, hanya 70 hari, dan memungkinkan panen hingga tiga kali setahun.
Dalam waktu dekat, TNI AL berencana mengembangkan pilot proyek ini ke berbagai daerah guna mendukung kemandirian pangan nasional, khususnya kedelai. “Proses panen ke depan ke depan didorong bisa tiga sampai empat kali panen per tahunnya,” ujarnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Ia mengatakan, varietas kedelai Migo AL1-89 akan dikembangkan di daerah lainnya, seperti di Lampung dan di Bogor. “Kemudian pelaksanaannya juga nanti akan dikerjasamakan dan semua mendapat tuntunan dari Profesor Ali untuk kesuksesan dari proses panen kedelai ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, kebutuhan kedelai di Indonesia masih sangat tinggi. Bahkan produksi kedelai Indonesia belum mampu menutupi kebutuhan kedelai dalam negeri. Untuk itu, saat ini Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan kedelai.
“Makanya dari program bapak Presiden untuk ketahanan pangan, maka untuk kedelai didorong agar jangan sampai lagi impor ke depannya, maka kita akan uji coba ini. Kalau ini sukses nanti mungkin kita tidak akan lagi mengimpor kedelai,” ujarnya.