Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) KH Embay Mulya Syarief menyampaikan pesan penting dalam sambutannya.
“Sebagai bagian dari Mathla’ul Anwar, BRIMA memiliki peran strategis dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Ke-MA-an. Saya berharap BRIMA ini dapat menjadi wadah bagi para intelektual muda untuk berkreasi, meneliti, dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” tuturnya.
Pada bagian lain, Embay menegaskan bahwa kepengurusan BRIMA harus bekerja dengan penuh dedikasi serta menjunjung tinggi semangat kolaboratif dalam setiap programnya.
“Kepengurusan yang baru ini harus bekerja dengan penuh dedikasi, menjaga persatuan, dan mengedepankan semangat kolaboratif dalam setiap langkahnya. Teruslah belajar, berinovasi, dan menjadi pelopor perubahan yang positif. Mathla’ul Anwar membutuhkan pemikir dan inovator yang tangguh, cerdas, dan ber akhlakul karimah untuk meneruskan perjuangan organisasi ini,” paparnya.
Pada dialog Kebangsaan di acara tersebut hadir sejumlah narasumber dari tokoh nasional dan akademisi yang berkompeten di berbagai bidang, antara lain: Adi Prayitno (Founder Parameter Politik Indonesia), Dr. Ahmad Baidhowi AR (Pendiri Yayasan Sukma), Dr. H Ali Nurdin (Wakil Rektor I Unma Banten), AS Hasbil Al Islahi (Group Head Corporate Secretary PT Berdikari), M Kris Suyanto, JF (Presiden Direktur PT Katama Inovasi Global), dan Prof. H. Mufti Ali, Ph.D (Guru Besar UIN SMH Banten) adapun Moderator yaitu, DR Ely Nurlia.
Sejumlah narasumber pun sharing wawasan luas terkait peran riset dan inovasi dalam pembangunan bangsa, serta bagaimana organisasi Islam dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Di bawah Perguruan Mathla’ul Anwar, BRIMA memiliki misi utama dalam mengembangkan penelitian yang berorientasi pada kemaslahatan umat.
Direktur BRIMA Periode 2025-2029, Asep Rohmatulloh kepada BANPOS menegaskan komitmen BRIMA untuk menjadi lembaga riset yang bermanfaat bagi masyarakat.