Sebelum kick Off, terlebih dahulu dilaksanakan rangkaian Wisuda Kelas Orang Tua Hebat (KERABAT) tahun 2024 se-Indonesia. Selain itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN juga turut memberikan apresiasi kepada pengelola dan pelaksana Bina Keluarga Balita (BKB) atas kontribusinya dalam mendukung 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Melalui program Tamasya Daycare, BKKBN memberikan pendampingan pada layanan daycare yang ada di lembaga pemerintah dan swasta, mengacu pada pedoman yang berlaku. Pendampingan ini mencakup peningkatan kapasitas bagi wali asuh, pemantauan tumbuh kembang anak, serta evaluasi dan pengawasan layanan daycare untuk memastikan pengasuhan yang berkualitas,” jelas Rusman.
Menurutnya, dihadirkannya Tamasya ini menjadi gerakan agar anak-anak tidak terlantar, terutama bagi anak-anak yang orangtuanya sama-sama memiliki keterbatasan mengasuh anak karena beragam kesibukan. Ia menegaskan agar tempat Daycare atau penitipan anak ini kualitasnya terus menjadi lebih baik lagi, serta kuantitasnya lebih banyak sehingga anak-anak bisa tetap mendapatkan pengasuhan yang baik.
“Di Banten sudah banyak Daycare baik di pemerintahan provinsi maupun di tempat lainnya. Oleh sebab itu, dengan gerakan Tamasya ini kita akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, adapun wilayah yang belum ada penitipan anak akan kami upayakan untuk dihadirkan tentunya mengacu pada ketentuan dalam penandatangan 6 Kementrian hari ini,” tuturnya.
Selanjutnya, Rusman mengatakan fenomena fatherless, di mana banyak anak kehilangan kehadiran ayah mereka, memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu, GATE digalakkan untuk mendorong keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan anak, demi menciptakan keluarga yang harmonis dan anak-anak yang tumbuh dengan baik.
“Sehubungan dengan GATE, kita menyadari semakin ke sini bahwa semakin banyak fenomena orangtua yang sibuk bekerja, sehingga perhatian kepada anaknya semakin berkurang, terutama peran dari sosok ayah. Karena berdasarkan data, sebanyak 20 persen anak kehilangan sosok ayah, entah karena sang ayah meninggal, bercerai ataupun bekerja di tempat yang jauh,” katanya.
Discussion about this post