kontradiktif. Demokrasi yang lebih inklusif membuka ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya tanpa rasa takut. Namun, kebebasan ini juga sering disalahgunakan, menimbulkan kekacauan di berbagai sektor. Upaya memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) masih menjadi perjuangan panjang, meskipun reformasi telah menanamkan fondasi untuk transparansi dan akuntabilitas.
Salah satu hal yang harus diakui adalah pentingnya menyembuhkan luka sejarah. Kerusuhan Mei 1998 tidak hanya soal tuntutan ekonomi atau politik; ia adalah refleksi dari diskriminasi struktural yang harus dihadapi dengan jujur. Perlindungan hak asasi manusia, khususnya bagi kelompok minoritas, harus menjadi prioritas dalam melanjutkan cita-cita reformasi.
Reformasi adalah tonggak penting yang menandai tekad bangsa untuk bergerak menuju arah yang lebih baik. Namun, ia juga menjadi pengingat bahwa perubahan sistemik memerlukan kerja keras yang konsisten, termasuk dalam mengatasi dampak negatif yang muncul.
Tantangan yang ada bukanlah alasan untuk menyerah, melainkan. panggilan untuk terus memperbaiki diri sebagai bangsa. Semangat reformasi harus terus hidup, tidak hanya dalam kebijakan, tetapi juga dalam komitmen kita untuk menjaga persatuan dan keadilan. (*)
Discussion about this post