Ridho Putra Pamungkas
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Untirta
Reformasi 1998 adalah salah satu momen paling penting dalam sejarah Indonesia modem. Tidak hanya mencerminkan keberanian rakyat dalam menuntut perubahan, tetapi juga mengungkap banyak luka lama yang mengakar dalam kehidupan sosial dan politik bangsa. Perjalanan menuju reformasi bukanlah proses yang sederhana; ia dibangun di atas derita, pengorbanan, dan tekad kolektif untuk memperbaiki tatanan negara.
Salah satu aspek yang tidak bisa dilupakan dari reformasi ini adalah dampak mendalam terhadap masyarakat keturunan Tionghoa. Mereka menjadi salah satu kelompok yang paling rentan selama kerusuhan besar yang mendahului reformasi. Kekerasan yang terjadi pada Mei 1998 di Jakarta, Solo, dan beberapa kota lain bukan hanya hasil dari ketegangan ekonomi, tetapi juga melibatkan sentimen SARA yang telah lama dipupuk oleh dinamika sosial-politik yang tidak sehat. Dalam konteks ini, reformasi bukan hanya soal menggulingkan rezim otoriter, tetapi juga menyembuhkan luka kolektif yang mencabik identitas bangsa.
Reformasi lahir di tengah kemerosotan Orde Baru, sebuah rezim yang selama 32 tahun mengukuhkan kekuasaan dengan retorika stabilitas dan pembangunan. Krisis ekonomi yang melanda Asia pada akhir 1990-an memperlihatkan rapuhnya sistem yang dibangun pada era tersebut.
Di balik kemegahan statistik pertumbuhan ekonomi, terdapat ketimpangan yang mencolok, korupsi yang merajalela, dan penindasan terhadap kebebasan individu. Reformasi menjadi angin segar bagi mereka yang ingin melihat Indonesia berdiri di atas pilar demokrasi yang kokoh.
Namun, perjalanan reformasi tidak selalu mulus. Di satu sisi, reformasi membawa serangkaian perubahan besar, seperti otonomi daerah, penghapusan dwifungsi ABRI, dan kebebasan berekspresi yang lebih luas. Penetapan batas masa jabatan presiden, amandemen UUD 1945, dan pembentukan partai-partai baru adalah beberapa langkah konkret menuju sistem yang lebih demokratis. Di sisi lain, reformasi juga membawa tantangan baru. Melemahnya kendali keamanan dalam negeri, meningkatnya aksi kriminalitas, dan meluasnya demonstrasi adalah fenomena yang tidak bisa diabaikan. Kebijakan politik yang muncul selama periode reformasi membawa dampak yang
Discussion about this post