Ia mengaku heran dan tidak habis pikir mengapa sopir pelaku tabrak lari tidak ada niatan baik dan bertanggungjawab. Bersilaturahmi pun tidak, apalagi mau mengucapkan rasa iba dan menunjukkan rasa kemanusiaan, tidak ada niatan hingga saat ini.
“Kami sekeluarga terpaksa hanya bisa pasrah menerima peristiwa pahit yang dialami Sarfiyah. Pihak pelaku tabrak lari yang kami tunggu- tunggu tak kunjung datang dan mempertanggungjawabkan peristiwa ini. Dimana hati nuraninya,” tandas pria berprofesi sopir angkot tersebut dengan nada sedih.
Selanjutnya ia berharap agar pelaku tabrak lari berani datang ke rumahnya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dan keluarga akan menerima dengan tangan terbuka dan akan mempertimbangkan tidak menempuh jalur hukum jika sopir truk pasir tersebut secara sadar datang bersilaturahmi.
Namun demikian jika memang pelaku tabrak lari tidak ada niat dan itikad baik, maka pihaknya sudah merencanakan menuntut secara hukum. (BAR)
Discussion about this post