Hasto mengaku heran, karena masuknya Kaesang ke PSI, maka muncul isu liar yang tak jelas sumbernya. Termasuk pandangan yang menilai, Jokowi lebih pro ke Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo.
Hasto menegaskan, hubungan Jokowi dan Banteng termasuk Mega, telah terjalin lama. Sejarahnya panjang. “Politik itu jangan melihat apa yang tampak dipermukaan, lihat hubungan batinnya. Komitmen terhadap masa depan, komitmen terhadap rakyat,” tegas politisi asal Yogyakarta itu.
Begitu juga dengan Mega dan Jokowi. Dibeberkan Hasto, kedua negarawan itu berada dalam satu napas sejarah. “Melihat Presiden Jokowi, Ibu Mega, PDI Perjuangan itu dalam satu napas sejarah yang panjang dan itu yang akan dilakukan,” terang dia.
Karena itu, Hasto menggaransi keduanya saling bertukar informasi mengenai siapa yang pantas melanjutkan estafet pemerintahan yang sekarang. Termasuk mencari sosok yang baik dan bijaksana, bijaksana dan baik.
“Sosok yang bisa memimpin dari keluarganya, kemudian memimpin masyarakatnya dari Jawa Tengah dan kemudian memimpin Indonesia rakyat kita,” papar Hasto.
Politik, diakui Hasto harus melihat hal-hal yang fundamental. Bukan yang sekadar tampak, tapi juga melihat strategi yang tidak tampak.
“Ya publik boleh berpendapat, rakyat lah yang menentukan. Namun bagi PDIP Pak Ganjar Pranowo (Capres PDIP) itu hasil dari gemblengan PDIP yang menyatu dengan rakyat, gemblengan Ibu Megawati Soekarnoputri dan juga Bapak Presiden Jokowi,” tekan Hasto.
Sebelumnya, politisi PDIP Deddy Sitorus mengungkap hubungan Mega dan Jokowi setelah Kaesang memilih bergabung dengan PSI. Menurutnya, hubungan Mega dan Jokowi tetap harmonis.
“Soal hubungan saya kira baik-baik saja, nggak ada masalah. Itu kan interpretasi orang dan orang bebas berimajinasi dan berinterpretasi,” kata Deddy dalam sebuah acara diskusi di Pejaten, Jakarta, Sabtu (22/9/2023) lalu.
Deddy lantas menuturkan PDIP saat ini lebih fokus memenangkan bakal Capres Ganjar Pranowo. “Jadi kami tidak mau lah sibuk-sibuk masuk dalam framing-nya orang ini seperti apa. Ya silakan. Kami ini berpolitik dengan keyakinan dengan ideologi dengan kerja keras bukan kerja cemas,” tuturnya.
Discussion about this post