SERANG, BANPOS – Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Penggilingan Padi Banten mendesak agar PT Wilmar Padi Indonesia untuk segera ‘gulung tikar’ karena dituding telah melakukan praktik kecurangan monopsoni gabah di Provinsi Banten.
Tuntutan itu mereka sampaikan saat menggelar aksi di depan PT Wilmar Padi Indonesia yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang pada Rabu (30/8).
Koordinator aksi, Cecep Saifullah mengatakan, keberadaan PT Wilmar Padi Indonesia di tengah masyarakat dirasa merugikan, khususnya bagi masyarakat pelaku usaha penggilingan padi.
Karena menurutnya, semenjak kehadiran PT Wilmar Padi Indonesia mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pasokan gabah dari petani, lantaran seluruhnya sudah dikuasai oleh perusahaan tersebut.
“Mereka menguasai pasokan gabah, jadi kami pabrik-pabrik kecil tidak mendapatkan gabah,” katanya.
Selain itu ia juga menuding bahwa PT Wilmar Padi Indonesia telah melanggar kesepakatan bersama dengan para pelaku usaha penggilingan lainnya terkait dengan penetapan harga beli gabah dari petani.
Perusahaan tersebut membeli gabah dari para petani dengan harga di bawah harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni sebesar Rp700. Padahal pemerintah telah menetapkan harga gabah dari petani sebesar Rp5.500.
Dengan kenyataan seperti itu, ia mengatakan, masyarakat pelaku usaha penggilingan padi merasa keberatan karena persaingan pasar yang dinilai nya tidak adil.
“Saat ini kami penggilingan pabrik kecil tidak mampu bersaing karena mereka perusahaan raksasa,” tuturnya.
Tidak hanya itu saja, ia juga menuding kenaikan harga beras di pasaran juga disebabkan oleh permainan pasar oleh PT Wilmar.
“Karena PT Wilmar ini juga mengakibatkan langka dan mahalnya harga beras hingga Rp15 ribu ke atas,” terangnya.
Oleh sebab itu, Cecep serta masyarakat lainnya mendesak agar PT Wilmar untuk segera tutup dan menghentikan aktivitas operasinya.
“Maka tuntutan kami adalah menutup sub industri gabah dan beras. Karena mereka industri terpadu, ada banyak pabrik disini,” tegasnya.
Discussion about this post