JAKARTA, BANPOS – Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat 0,04 persen ke level Rp 15.163 per dolar Amerika Serikat (AS), dibanding penutupan perdagangan pada Jumat (4/8) di level Rp 15.170 per dolar AS.
Pergerakan mata uang Asia juga mayoritas menguat terhadap dolar AS. Won Korea naik yakni 0,71 persen, pesso Filipina menguat 0,15 persen, baht Thailand naik 0,08 persen, ringgit Malaysia naik 0,06 persen, dolar Taiwan menguat 0,02 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, yuan China anjlok 0,24 persen, yen Jepang melemah 0,14 persen, dan dolar Singapura minus 0,001 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya menguat 0,06 persen ke level 101,89. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,23 persen ke level Rp 16.676, terhadap poundsterling Inggris menguat 0,17 persen ke level Rp 19.316, dan terhadap dolar Australia melemah 0,17 persen ke level Rp 9.986.
Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah belum menunjukkan arah tertentu. Pergerakan rupiah akan bergantung kepada rilis data ekonomi.
“Rupiah masih bisa bergerak menguat atau melemah tergantung dengan data atau sentimen jangka pendek yang tersaji pada pekan depan, terutama perkembangan data ekonomi AS,” katanya, Senin (7/8).
Menurutnya, perkembangan yield obligasi pemerintah AS meningkat pasca-diturunkannya peringkat utang AS oleh Fitch Rating. Sebelumnya, Fitch memangkas peringkat utang jangka panjang AS dari level tertinggi AAA menjadi AA+.
Ia mengatakan, sentimen pelambatan ekonomi China, serta rilisnya data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023 pada Senin, (7/8) akan memberikan gambaran ke pelaku pasar mengenai kesehatan ekonomi Indonesia yang dapat mempengaruhi kekuatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Di pasar keuangan masih terlihat negatif di penutupan akhir pekan kemarin. Indeks saham AS dan sebagian Asia ditutup negatif,” katanya.
Namun di sisi lain, menurutnya pasar bisa saja masuk ke nilai tukar lain di luar dolar AS merespons data tenaga kerja AS Non-Farm Payrolls yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Discussion about this post