“Kalau Jokowi ingin program pemerintahannya berkelanjutan seharusnya beliau mendukung Ganjar,” kata Andreas, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia menerangkan, Ganjar dipersiapkan oleh PDIP bersama partai pengusung lainnya, sebagai penerus Jokowi. “Memang dipersiapkan sebagai penerus Jokowi,” tambahnya.
Menurut Andreas, Ganjar mempunyai banyak kemiripan dengan Jokowi dalam kepemimpinan yang merakyat. Gubernur Jawa Tengah itu, juga punya segudang pengalaman di DPR dan di pemerintahan.
“Ganjar juga lebih original substantif dalam perilaku politik. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Sikap yang sama (dengan Jokowi) akan ditampilkan ketika terpilih menjadi Presiden,” tutur dia.
Lalu, kenapa Jokowi dan Gibran saling lempar? Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Jokowi tidak ingin PDIP kalut dengan sikap dan manuver keluarga dan relawannya. Makanya, sampai saat ini Jokowi belum terbuka.
“Padahal kalau memang Gibran dan Jokowi ada di dalam gerbong PDIP, ia akan jawab dengan mudah nama Ganjar,” ucap Dedi, kemarin.
Dedi melihat, jagoan Jokowi bukan Ganjar. Karena seyogyanya mudah bagi Gibran menyebut ayahnya mendukung Ganjar jika itu benar. “Ini menguatkan dugaan bahwa Jokowi tidak ada dalam barisan PDIP dan Ganjar,” sambungnya.
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Selasa (1/8), dengan judul “Soal Dukungan Ke 1 Capres, Jokowi: Tanya Gibran, Gibran: Tanya Jokowi”. (RMID)
Discussion about this post