Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Satuan Karya (Satkar) Ulama Indonesia Idris Laena menanggapi kesiapan Luhut menjadi Caketum Golkar. Menurutnya, siapa saja boleh berkeinginan menjadi ketua umum Golkar. Namun, harus mengikuti mekanisme partai.
“Saya kira jawaban kami tetap sama. Bahwa kader Golkar seluruh Indonesia sampai saat ini tetap tegak lurus terhadap hasil munas dan rapimnas partai. Kalau selama itu belum berubah, semua tetap mendukung kepemimpinan Pak Airlangga,” jawab Idris.
Sesuai AD/ART, Munaslub bisa terjadi jika mayoritas DPD mengusulkan hal tersebut. Faktanya, sampai saat ini tidak ada satu pun permintaan dari DPD Golkar daerah untuk menggelar Munaslub.
“Makanya ada orang yang meminta, Pak Lawrence yang meminta, saya kira dia tidak bisa mewakili seluruh kader,” tegas Idris.
Ia memastikan seluruh kader Golkar tetap solid mendukung Airlangga hingga masa jabatannya selesai dengan baik. Terlebih, sebagai partai besar, kebijakan Golkar diatur berdasarkan keputusan secara kolektif.
“Rapimnas sebagai pengambilan keputusan tertinggi memutuskan. Sehingga seluruh kader harus tunduk dan taat pada keputusan tersebut,” pesan Idris.
E-Paper BANPOS Terbaru
Benarkah beringin masih kokoh? Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menilai, peluang digelarnya Munaslub masih terbuka. Menurutnya, wacana Munaslub akan semakin kencang jika Airlangga tak dapat menyolidkan barisan partainya.
“Jadi saya melihat bahwa arah-arah Munaslub itu akan semakin kencang, akan semakin keras dan bisa saja terlaksana, kalau Pak Airlangga tidak mampu menjaga gawang Partai Golkar,” kata Ujang.
Apalagi saat ini, Airlangga baru saja diperiksa Kejagung selama 12 jam terkait kasus dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya. “Ini kan membuat Partai Golkar dalam posisi bahaya begitu. Nah saya melihatnya, ya kelihatannya arus Munaslub itu akan semakin kencang bisa saja terlaksana. Apalagi kita tahu bahwa Pak Luhut begitu ya, sudah siap menjadi ketua umum,” ucap dia.
Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, posisi Golkar saat ini memang sedang terpuruk secara politik. Salah satu penyebabnya, kata Agung, adalah Golkar belum menampilkan tokoh-tokoh politik yang mumpuni secara elektabilitas pribadi dan mengangkat pamor partai.