“Temuan sampah tidak hanya besi, tetapi juga plastik,” terangnya.
Ia juga mengatakan sampah yang berada di TNUK juga berasal dari luar, hal itu dikarenakan sampah terbawa arus laut. Oleh karena itu, diperlukan penanganan khusus sampah dari luar.
“Terkadang sampah juga datang dari luar juga ke TNUK karena dari arus laut ini ngumpul sekitar pantai panaikan sehingga ini juga perlu khusus penanganan sampah dari luar,” tuturnya.
Agus juga mengkhawatirkan bahaya sampah apabila ada kapal-kapal yang membuang sampahnya, sehingga mengganggu kelestarian TNUK.
“Juga dari kapal yang membuang sampah, yang saya khawatirkan sampah berbahaya sehingga mengganggu kelestarian TNUK,” tandasnya.
Sementara itu, Lembaga Penjaga Pesisir dan Pulau Pulau Banten (LP3B), Galih Artaminata Kusuma, mengatakan untuk menangani masalah sampah di sepanjang pantai kawasan dan pulau-pulau yang masuk TNUK bukan perkara mudah. Sebab, keterbatasan alat dan SDM sangat mempengaruhi penanganan masalah ini.
“Tujuannya agar Kawasan TNUK tetap bersih. Namun itu tadi diluar dari keinginan kita ternyata sampah banyak terdampar di tepi pantainya yang diduga dari ulah tangan manusia buang sampah sembarangan,” ungkapnya.
Discussion about this post