SERANG, BANPOS – Berangkat dari belum adanya kejelasan untuk para guru honorer prioritas satu (P1) yang sudah lulus passing grade. Membuat para honorer tersebut pun geram dan menggelar aksi untuk menuntut kejelasan nasib mereka.
Ratusan pegawai honorer yang tergabung dalam Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPGSI) tersebut melakukan aksi di depan gedung DPRD Provinsi Banten.
Ketua FGHNLPGSI, Hesti Kustrianingsih, dalam aksi tersebut mengungkapkan, mereka menuntut kejelasan terkait P1 guru yang sudah lulus passing grade.
“Tuntutan kami, P1 yang sudah lulus passing grade, untuk Pemprov Banten kita menuntut sejumlah P1, 2.370 harus diakomodir dan diusulkan tahun ini juga sesuai PMK 212 tahun 2022, minimal P1 diselesaikan 2023 ini,” ungkapnya
Hesti menyampaikan, guru honorer yang sudah lulus tahun 2021 sampai saat ini masih belum memiliki kejelasan dari Pemprov Banten. Dirinya juga mempertanyakan terkait regulasi yang menurutnya belum adanya jaminan.
“Kita datang kesini, kami sudah lulus tahun 2021 sekarang sudah di tahun 2023, sepertinya sabarnya sudah cukup buat kami. Beliau menyatakan pernyataan di media secara bertahap cuma bertahap sampai kapan tidak ada pernyataan detail sampai kapan bertahannya, apakah ada jaminan regulasi berpihak kepada kami, ini ada 200an perwakilan dari setiap daerah,” ujarnya.
Hesti berharap kepada Pemprov Banten dan DPRD Banten untuk bisa segera mendapatkan solusi untuk para guru Honorer P1.
“Harapannya dari ketua DPRD Provinsi Banten melakukan sikap tegas, memanggil Gubernur dan duduk bersama, ayo kita mencari solusi bersama-sama dari kami dan dari OPD OPD lainya. Ayo duduk bersama dan mencari solusi lainya,” ungkapnya
Kemudian, Salah satu Guru Honorer P1, Riski Alfian (53) mengatakan, dirinya yang saat ini tidak lama lagi pensiun sampai saat ini masih belum adanya kejelasan. Ia berharap agar para guru dapat lebih dihargai.
“Mungkin tiga tahun lagi saya pensiun. Tapi setidaknya, minimal kita ada pengakuan. Harapannya, pemerintah provinsi bisa terketuk hatinya untuk menghargai guru-guru. Dalam aksi ini, setidaknya kita sudah mencoba memperjuangkan, kalau tidak berjuang siapa lagi yang akan memperjuangkan kita,” tandasnya. (MG-02/AZM)
Discussion about this post