JAKARTA, BANPOS – Pergerakan mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka menguat 0,02 persen ke level Rp 14.857 per dolar AS dibanding penutupan perdagangan kemarin di level Rp 14.860 per dolar AS.
Dolar Singapura naik 0,07 persen, yuan China menguat 0,07 persen, rupee India turun 0,09 persen, peso Filipina melesat 0,33 persen, yen Jepang melonjak 0,21 persen, baht Thailand naik 0,11 persen, dolar Hong menguat 0,01 persen dan won Korea Selatan minus 0,1 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya stagnan di level 104,07. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,09 persen ke level Rp 15.894, terhadap poundsterling Inggris naik 0,08 persen ke level Rp 18.469, dan terhadap dolar Australia naik 0,12 persen ke level Rp 9.915.
Analis Senior dari PT Sinarmas Futures Ariston mengatakan, jelang rapat kebijakan moneter AS pekan depan, pasar sudah mulai mengantisipasi kemungkinan bank sentral AS (The Fed) akan menahan suku bunga acuannya.
Dari CME FedWatch Tool menilai, probabilitas jeda kenaikan suku bunga sudah naik ke kisaran 80 persen pagi ini dibandingkan sebelumnya di kisaran 74 persen. “Hal tersebut bisa mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” katanya di Jakarta, Rabu (7/6).
Ariston menambahkan, dengan inflasi RI yang masih terkendali di kisaran 4 persen dan prospek pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, menambah kepercayaan investor luar untuk masuk ke Indonesia. Hal ini juga membantu menjaga nilai tukar rupiah.
Ia memproyeksi, nilai tukar rupiah sepanjang hari ini bergerak di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 14.900 per dolar AS. (RMID)
Discussion about this post