Kegiatan tersebut diikuti oleh berbagai pihak dari Taman Baca Masyarakat, Pegiat Literasi, Penulis hingga guru asal Lebak.
Kepala Bidang Perpustakaan DPK Provinsi Banten, Epi Syaepudin mengatakan, kegiatan bedah buku yang pihaknya gelar adalah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh Dinas Perpustakaan Banten.
“Kal ini kami melaksanan di Lebak karena kebetulan buku tersebut berasal dari Lebak,” kata Epi kepada BANPOS seusai acara.
Epi menjelaskan, tujuan digelarnya kegiatan tersebut ialah untuk meningkatkan literasi di wilayah yang berada di lingkup Provinsi Banten, baik melalui tulisan maupun bacaan.
Ia menerangkan, dalam tingkat literasi nasional, Banten berada di tingkat sedang. Ia berharap, dengan adanya bedah buku ini dapat meningkatkan kreativitas masyarakat terutama memunculkan cerita rakyat agar tradisi mendongeng masih tetap terjaga.
“Kami harap wilayah selain Lebak dapat juga menggali potensi-potensi lain dalam meningkatkan literasi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Museum Multatuli, Ubaidilah Muchtar mengatakan, Buku Curugmunding Kerbau dan Burung Jalak merupakan buku cerita anak yang kontennya konten lokal.
“Jadi isi buku ini dikhususkan kontennya adalah konten lokal terkait apa-apa yang ada di Kabupaten Lebak terutama kami mengambil temanya harta karun dari tanah karuhun,” kata Ubaidilah.
Ia menjelaskan, cerita pendek serta cerita-cerita dongeng dapat menjadi pondasi awal dalam memperkuat literasi. Menurutnya, dengan terbiasa membacakan dan memberikan cerita-cerita serupa dapat memperkaya kreativitas serta pemahaman kebudayaan yang kini telah mulai terkikis.
“Saat ini lawan dari buku adalah moderenisasi, anak lebih senang main hp. Maka dari itu, kita sebagai orang dewasalah yang harus membimbing dan memberikan pemahaman serta contoh literasi kepada anak,” tandasnya. (CR-01/PBN)
Discussion about this post