LEBAK, BANPOS – Terkait kasus penemuan ribuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di salah satu lapak rongsokan yang berada di Kecamatan Rangkasbitung, berbagai pihak menuntut agar kasus tersebut terus diusut sampai tuntas.
Ketua Forum Simpul Gerakan Madani (SIGMA) Kabupaten Lebak, Nurul Huda mengatakan, peristiwa tersebut merupakan hal yang memalukan bagi dunia pendidikan Kabupaten Lebak.
Menurutnya, dengan adanya kejadian tersebut dapat menimbulkan kecurigaan terhadap berbagai pihak yang mengakibatkan minimnya rasa percaya terhadap instansi terkait.
“Di Lebak, masih banyak anak yang masih butuh bantuan dana untuk sekolah. KIP ini kan tujuannya untuk mereka, kalau begini jadinya meskipun dinyatakan tidak ada isinya namun seolah tidak menghargai,” kata Huda kepada BANPOS, Rabu (12/4).
Ia menuntut kepada pihak berwajib untuk terus melanjutkan penyelesaian kasus penemuan KIP tersebut.
Mantan aktivis HMI-MPO ini menjelaskan, jika kasus ini bisa terkuak secara jelas maka akan memunculkan beberapa kemungkinan tentang permasalahan didunia pendidikan khususnya di Kabupaten Lebak.
“Kita kan belum tau pasti motifnya apa, tapi bisa jadi ini ada indikasi-indikasi lain didalamnya. Apalagi KIP itu menurut keterangan yang didapat pihak kepolisian adalah pada masa pandemi,” jelas Huda.
“Bisa jadi dugaan yang timbul dari masyarakat ialah ada korupsi di dalamnya,” ujar Huda.
Ia menerangkan, Pihak BNI sebagai penyalur bantuan KIP tersebut juga harus bertanggung jawab penuh.
Lanjutnya, segala pihak haruslah profesional dan siap menerima kesalahan bila memang itu adalah bentuk keteledoran yang terjadi dari pihak tertentu.
“Ya harus siap bertanggung jawab atas kelalaian dari peristiwa tersebut. Jangan sampai malah sekedar membela diri, harus dijelaskan sesuai fakta agar semua menjadi terang benderang,” tandasnya. (CR-01/PBN).
Discussion about this post