Mukhtar bilang, ini adalah modal dasar yang mesti dimiliki calon pemimpin bangsa.
“Loyalitas adalah fondasi sikap yang niscaya dimiliki. Dengan begitu, kepentingan negara akan terletak jauh di atas kepentingan pribadi dan golongan,” tuturnya.
Modal ketiga, bisa diterima semua kalangan. Meski tergolong berusia muda, Erick tak canggung berdiri tegak membangun bangsa bersama para tokoh seperti Mahfud MD, Sri Mulyani Indrawati, dan Luhut Binsar Pandjaitan.
“Dia diterima pula oleh kalangan muda. Keberadaan Erick adalah madu informasi bagi kalangan Generasi Z, yang haus idola,” beber Mukhtar.
“Frasa bisa diterima semua kalangan, berlaku pula bagi dua kubu pemilih yang kini terkotak menjadi cebong-kadrun. Kalangan pendukung Joko Widodo bisa menerima Erick, kalangan anti-Jokowi bisa juga menerima Erick,” imbuh politisi kelahiran Jeneponto, 10 Juli 1981.
Pada basis organisasi keagamaan, Erick bisa diterima oleh warga NU dan Muhammadiyah. Malahan, bisa diterima oleh suporter Persib dan Persija, untuk sekadar menyebut kubu pendukung klub sepak bola.
“Bertumpu pada tiga modal di atas, Benteng Persatuan Rakyat percaya, Erick layak dan patut untuk bertarung di dalam pesta demokrasi: Pemilihan Presiden 2024,” tegas Mukhtar.
Sebagai organisasi masyarakat yang terdiri atas aktivis lintas agama, suku, golongan, dan jaringan, Benteng Persatuan Rakyat haqqul yaqin mendukung Erick.
Mukhtar meyakini, Erick ibarat jalan tengah yang bisa dipilih oleh semua kalangan. Kedekatan dengan Joko Widodo merupakan keunggulan lain yang dimiliki mantan Presiden Inter Milan itu.
Erick diyakini bisa meneruskan program-program pembangunan presiden sebelumnya. Di sisi lain, ia memiliki kapasitas untuk meneroka atau mengeksplorasi jalan sendiri.
Dengan kata lain, Erick punya kapabilitas menentukan arah perjalanan bangsa.
Mukhtar melihat, kendala besar yang membayang-bayangi Erick adalah ketiadaan partai politik pengusung. Karena dia bukan kader parpol. Namun, sedikit demi sedikit, kendala itu teratasi.
PAN, partai parlemen yang memilih berada di gerbong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sudah menyatakan siap mendukung Erick. Baik sebagai cawapres, atau bahkan capres.
Mukhtar menilai, keunggulan lain yang dimiliki Erick adalah perilakunya yang sederhana, bersahaja, dan merakyat.
Tabiatnya yang khas adalah cerdas merancang rencana, gesit mengatasi masalah, dan cekatan menentukan kebijakan.
“Tiga perilaku dan tiga tabiat itu sungguh-sungguh purna, lantaran Erick adalah tokoh muda yang enerjik dan tangguh,” pungkasnya.(RMID)
Discussion about this post