Dikatakan, ekonomi berkelanjutan (green economy) membutuhkan kearifan untuk bersahabat dengan alam. Dalam rangka menyongsong ekonomi hijau, pemanfaatan digitalisasi cukup baik. Terjadi efisiensi yang cukup baik. Bisa dikembangkan menjadi mudah, murah, dan cepat. Dengan melandainya pandemi Covid-19, meski belum bebas agenda pemulihan ekonomi terus dipacu.
“Kita harus sekuat-kuatnya memanfaatkan potensi kita. Saat ini kondisinya terus membaik. Ekonomi digital di Tangerang cukup baik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Al Muktabar juga mengungkap peluang terhadap amanat pembelanjaan APBD sebesar 40 persen untuk produk dalam negeri khususnya produk lokal. Hal itu telah ditindaklanjuti dengan membuat katalog lokal dan mengembangkan toko daring (marketplace) yang saat ini sudah menampung 200 ribu pelaku UMKM. Ia berharap, seminar yang digelar dapat menjadi masukan bagi dirinya dan Pemprov Banten untuk melangkah ke depan.
“Saya berharap dari seminar ini ada hal-hal yang realistik dan faktual untuk kita laksanakan. Rumuskan betul secara realistik dan kurangi teoritik,” pesannya.
“Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menjadi lebih baik di masa depan,” tambah Al.
Dalam kesempatan itu, Ketua Program Studi Akuntansi FEB Untirta Ahmadi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi hendaknya mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Menurutnya, hampir 90 persen industri di Indonesia masih tergantung impor bahan baku dan tersandera mata uang asing untuk pembayarannya.
“Untuk mendukung keberlangsungan dan mengurangi ketergantungan pada mata uang tertentu khususnya dolar digunakan LCS (Local Currency Settlement) untuk memelihara hubungan dan keberlangsungan hubungan dagang,” ungkap Ahmadi.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Banten Imaduddin Sahabat menyinggung perkembangan ekonomi global akibat perkembangan geopolitik. Saat ini beberapa negara membatasi pasokan barang sehingga memicu inflasi.
Diungkapkan, perekonomian Provinsi Banten pada Triwulan I Tahun 2022 tumbuh sebesar 4,9 persen. Realisasi investasi asing (PMA) berada di peringkat 6 Nasional dengan nilai sekitar $712 USD. Sedangkan realisasi investasi dalam negeri (PMDN) berada di peringkat 7 Nasional dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.
Discussion about this post