Menjelang eksekusi mati berlangsung, sekelompok ahli di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan miliarder asal Inggris Richard Branson, bergabung dengan Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri, dan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), mendesak Singapura meringankan hukumannya.
Di sebuah taman di Singapura, Senin (25/4), sekitar 300 orang menyalakan lilin menolak eksekusi Dharmalingam. Massa juga berkumpul di luar Kantor Komisi Tinggi Singapura di Kuala Lumpur pada Selasa malam (26/4). Mereka memohon agar Pemerintah Singapura mengabulkan grasi Dharmalingam.
Pengacara dan para aktivis mengatakan, jumlah tingkat intelijensia (IQ) Dharmalingam hanya mencapai 69. Tingkat yang diakui sebagai cacat intelekual atau keterbelakangan mental. Namun, pengadilan memutuskan, tidak ada bukti yang dapat diterima, yang menunjukkan kondisi mentalnya.
Pemerintah Singapura mengatakan, hukuman mati adalah untuk mencegah perdagangan narkoba. Sebagian besar warga Singapura juga diklaim mendukung hukuman mati. [RM.ID]