Republik Islam Iran menyambut Hari Internasional Al-Quds yang jatuh pada 29 April 2022 dengan menyerukan pembebasan Palestina. Menurut Iran, membela Baitul Maqdis sama seperti membela rumah dan memuliakan kebebasan.
Pendiri Republik Islam Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini telah menetapkan Jumat terakhir Ramadan sebagai Hari Internasional Al-Quds untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Pada hari itu umat Islam di berbagai negara dan para pendukung kemanusiaan serta penuntut kebebasan akan menggelar berbagai kegiatan dan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada rakyat tertindas Palestina,” pernyataan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Selasa (26/4).
“Hari Internasional Al-Quds diperingati berbagai komunitas di hampir 80 negara, bahkan di negara-negara dengan minoritas penduduk Muslim. Karena mendukung dan membela Al-Quds AL-Sharif tidak terbatas bagi Muslim dan negara-negara Islam,” sambung pernyataan itu.
Kedubes Iran mengatakan, Hari Internasional Al-Quds sangat penting untuk menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa tertindas Palestina dan resistensi mereka melawan kezaliman, serta melawan terorisme.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Terdapat tiga alasan penting yang menjadikan isu Palestina menjadi isu utama bagi dunia Islam. Pertama, identitas agama di Palestina sebagai wilayah yang penting untuk berbagai agama, khususnya agama Islam,” ujar Kedubes Iran.
Kedua, identitas pendudukan rezim Zionis Israel yang terus melancarkan pendudukan dan kebijakan ekspansionisme. Ketiga, identitas koalisi antara Barat dan rezim Zionis Israel untuk terus memecah belah dan menyebarkan dualitas antara umat Muslim dengan tujuan melanjutkan pendudukan mereka.
Perayaan Hari Internasional Al-Quds secara masif dan inovatif sangatlah bermakna bagi masyarakat Palestina yang tertindas. Hari Internasional Al-Quds adalah refleksi dan peran dunia Islam dalam upaya pembebasan Palestina secara nyata.
Hari Internasional Al-Quds adalah momentum komunitas dunia untuk mengutuk tindakan ilegal memindahkan kedutaan besar Amerika ke Al-Quds dan mengakuinya sebagai ibu kota rezim Zionis.