Ketiga, menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah BUMN utama Rusia. Keempat, menjatuhkan sanksi terhadap pejabat pemerintah Rusia dan anggota keluarganya.
Sementara pemerintah Inggris telah mengumumkan sanksi baru terhadap delapan oligarki dan sejumlah bank terbesar Rusia. Termasuk, Sberbank dan Credit Bank of Moscow.
Uni Eropa juga mulai mengkritisi pemangkasan impor batu bara Rusia, karena khawatir kejahatan perang meningkat.
Tak Semengerikan Kerugian Finansial
Sebelum sanksi baru diumumkan Washington, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, pihaknya tak dapat menoleransi berbagai bentuk keraguan.
Di depan parlemen Irlandia, Zelensky mengatakan, dunia masih perlu meyakinkan orang-orang Eropa yang percaya, kejahatan perang tak semengerikan kerugian finansial.
“Minyak Rusia tak dapat memberi makan mesin militer Rusia,” ujarnya, Rabu (6/1).
Pernyataan ini diperkuat oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, melalui akun Twitternya. “Embargo gas dan minyak sangat diperlukan untuk melumpuhkan kemampuan Rusia membiayai perang,” cuit Kuleba.
Terpisah, Kepala Diplomat Uni Eropa Josep Borrell memaparkan, setiap satu miliar ruro (Rp 15,67 triliun) yang dihabiskan untuk belanja harian energi Rusia, dikonversikan ke dalam perspektif tajam miliaran euro untuk bantuan militer kepada Ukraina, sejak awal invasi Rusia 24 Februari lalu.
Larangan Batubara
Beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Jerman, sangat bergantung pada energi Rusia. Secara langsung, Jerman enggan menargetkan sektor tersebut ke dalam daftar sanksi.
Selasa (5/4) kemarin, Komisi Eropa mengusulkan larangan impor batubara Rusia yang harus disetujui 27 negara anggota. Selama ini, Eropa membeli batubara dari moskow dengan harga 4 miliar euro atau kira-kira setara Rp 62,71 triliun.
Awal pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah bergabung dengan seruan larangan batu bara Rusia.
Larangan itu disarankan sebelum serangkaian sanksi yang diumumkan dalam koordinasi dengan AS dan negara-negara G7 lainnya.
Belum Memadai
Negara-negara anggota Eropa juga diperkirakan akan memberlakukan “larangan transaksi penuh” pada empat bank Rusia dan melarang berbagai impor Rusia dan Belarus lainnya. Termasuk kayu, semen, makanan laut, dan minuman keras, senilai 5,5 miliar euro atau Rp 86,23 triliun.
Discussion about this post