“Pada indikator lainya seperti tingkat kepesertaan untuk siswa berusia 16-18 tahun di Pandeglang adalah yang kedua terbawah yaitu 58 persen, dengan 40 terbawah hanya tertinggal 2-4 persen dari tingkat keseluruhan meskipun hal ini menjadi kewenangannya provinsi,” tambahnya.
Sementara untuk akses layanan Kesehatan, kata Amin, proporsi kelahiran yang dibantu oleh pekerja kesehatan profesional di Pandeglang kurang dari 90 persen dan hal ini salah satu yang terburuk. Sementara itu, indikator tersebut penting yang berkontribusi terhadap tingkat kematian ibu dan bayi baru lahir.
“Dalam hal cakupan asuransi kesehatan Pandeglang juga salah satu yang terburuk, hanya separuh dari jumlah populasinya yang memiliki asuransi Kesehatan. Hanya 47 persen untuk 40 persen masyarakat terbawah. Pandeglang juga merupakan salah satu yang terburuk dalam memberikan akta kelahiran terhadap warganya, hanya 70 persen anak-anak mereka memiliki akta kelahiran di tahun 2020, sementara angka untuk 40 persen termiskinnya hanya sekitar 61 persen,” ungkapnya.(dhe/pbn)
Discussion about this post