“Jadi, sangat wajar kalau kepuasan publik menurun,” kata Mardani, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Politisi senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno mengatakan, pihaknya tentu mencermati penurunan kepuasan publik ini. Kata dia, konsistensi kinerja pemerintah harus dijaga dari waktu ke waktu. Termasuk mencari benang kusut terkait latar belakang naik atau turunnya kepuasaan publik ke pemerintah.
“Jangan sampai, adanya kenaikan tingkat kepuasan publik didasari faktor-faktor temporal, seperti ada pembagian BLT, ada pembagian paket sembako, dan lain sebagainya,” kata Hendrawan, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.
Kata dia, hasil survei yang naik turun, sebenarnya hal yang biasa saja. Tak bisa dipungkiri, kenaikan harga barang-barang belakangan ini sudah cukup meresahkan. Masyarakat bertambah stres karena baru dihantam pandemi, sekarang datang inflasi, berita kenaikan PPn, kelangkaan BBM bersubsidi, dan lain-lain.
Apa tanggapan Istana? Saat dimintai tanggapan soal ini, Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Faldo Maldini belum memberikan respons. Namun, saat mengomentari rilis survei LSI sebelumnya, Faldo mengatakan, hasil survei itu akan dijadikan kaca bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan.
“Angka naik dan angka turun pasti akan ada. Saya kira, yang harus kita lakukan adalah terus bekerja dan memperbaiki diri. Kalau melihat angkanya, dukungan masih besar, kepercayaan itu harus dijaga dari hari ke hari,” kata Faldo, awal Maret lalu.
Faldo menambahkan, ujung dari semua kebijakan pemerintah adalah dukungan publik. Dia juga mengakui, kinerja pemerintah tak mungkin memuaskan semua orang. Namun, dilihat angkanya, mayoritas masih menganggap tidak buruk dari setiap bidang. Tergantung mau dari sebelah mana melihatnya. [BCG/rm.id]
Discussion about this post