Terpisah, seorang warga terdampak Enda belum lama ini mengatakan, bahwa banyak kali yang menjadi kotor dan dangkal akibat sedimen lumpur cucian pasir yang dibiarkan berlangsung lama. Menurutnya, keadaan itu sudah lama dirasakan warga sepanjang kali yang mengalir ke beberapa desa di Banjarsari.
“Akibat dampak dari cucian pasir Itu benar. Coba aja telusuri sepanjang aliran sungai. Misalnya di Cimoyan, itu hampir tertutup lumpur akibat limbah galian pasir,” ungkap kepada BANPOS.
Menurutnya, jika musim hujan air kali pasti meluap karena telah terjadi pendangkalan oleh sedimen lumpur yang diduga dari limbah cucian pasir yang sudah berlangsung lama.
“Sungai selain keruh juga dangkal, padahal banyak warga yang menggunakan sungai itu untuk mandi dan mencuci. Jika hujan aliran sungai itu air meluap ke pemukiman warga, sehingga menyebabkan banjir di beberapa desa dan puluhan kampung. Dan kami mohon kepada Muspika khusus nya Dinas LH agar mampu menyikapi hal ini,” ujar Enda.
Hal senada dikemukakan Toni yang mewakili aktivis warga terdampak berharap, agar musyawarah tersebut bisa memberikan solusi kenyamanan pada warga terdampak.
“Kami tidak menghala-halangi hal usaha, tapi mohon tanggungjawab akibat dari dampak usaha tambang itu, karena jelas faktanya warga merasa dirugikan,” kata Toni.(WDO/PBN)
Discussion about this post