Kata F, keponakannya itu pun tak bisa berbuat banyak. Korban hanya terpaku pada aksi bejat Sa kepadanya. “Katanya kayak dihipnotis. Diem aja dia. Dalihnya, dia (pelaku) cuma buat ilmu gitu kan katanya, mau dikasih pelindung,” katanya.
Meski demikian, hal itu tak sampai pada aksi persetubuhan. Setelah menggerayangi, keponakan F pun langsung pergi dari rumah pelaku. Beberapa hari setelah itu, kata F, Sa kembali melancarkan aksi bejatnya itu. Kali ini, Sa meminta keponakannya itu untuk mandi kembang.
“Mandi telanjang di saung gitu. Kan di rumahnya ada saung. Dia berdua sama temennya,” katanya.
“Kayak semacam udah tercuci dia otaknya, jadi nurut. Di sana mulu setiap hari. Pas bulan puasa kejadian, pas malam takbiran lapor saya,” kata F.
F mengungkapkan, keponakannya itu juga sempat diminta untuk memegang kemaluan pelaku. Dengan polosnya, keponakannya itu pun menuruti perintah pelaku. “Sambil tutup mata. Dia (keponakannya) juga di pegang-pegang. Pegang punya dia (pelaku) kan kurang ajar yah,” katanya.
Selain itu, keponakannya juga pernah diminta untuk melakukan panggilan video saat tengah mandi. Namun, hal tersebut tak dituruti keponakannya. “Suruh VC (video call) lagi mandi. Tapi dia (keponakannya) nggak mau,” ungkap F.
F mengatakan aksi bejat Sa juga dilakukan kepada teman keponakannya yang berusia 15 tahun. Dalihnya pun sama, ingin diberikan ilmu kebatinan. “Kalau dia (teman keponakannya) nggak sampai dicium-cium. Kalau keponakan saya sampai dicium,” ungkap F.
Kejadian ini, tambah F, telah membuat sang ponakan trauma. Apalagi sosok pelaku merupakan seorang guru ngaji yang dipercaya oleh dua orang korban. Terlebih, Sa telah memiliki seorang istri. “Ya masih trauma sampai sekarang. Karena yang dua orang percayai ini seorang murid harus menurut pada gurunya,” jelasnya.(PBN/BNN)
Discussion about this post