“Jadi pada intinya, terminal itu sudah ada, bagaimana caranya agar ada manfaatnya. Jangan sampai, manfaatnya hanya dibangun saja, percuma,” harapnya.
Sebagai warga asli Tunjungteja, ia mengaku belum melihat trayek kendaraan menuju terminal Tunjungteja, trayeknya ke mana saja pun ia tidak tahu. Bahkan, ada tidaknya trayek ke arah Tunjungteja atau Tunjung-Rangkasbitung, atau Tunjung-Pamarayan pun tidak pernah melihat.
“Kalau misalnya tidak ada trayeknya, berarti pembuatan terminal itu kajiannya asal-asalan. Yang penting, walaupun saya asli Tunjung dan dari dapil Tunjungteja, alhamdulillah saya nggak ikut-ikutan dalam pembuatan atau pembangunan terminal tersebut,” katanya.
Sebagai anggota legislatif dua periode, ia mengaku mengetahui adanya perencanaan anggaran pembangunan terminal Tunjungteja. Namun, untuk pelaksanaannya ia tidak ikut campur, sebab hal itu sudah masuk ke ranah teknis pelaksana yaitu Dishub Kabupaten Serang.
“Saat membangun saya tahu, karena pasti dianggarkan oleh badan anggaran. Kalau kepentingan siapa saya juga tidak tahu. Waktu menganggarkan saya tau ada pembangunan terminal, tapi lokasi dan segala macamnya itu ranahnya dinas teknis yaitu dishub sendiri dan mitra kerjanya komisi IV,” tuturnya.
Ia mengatakan, selalu mendukung apabila ada pembangunan daerah di dapilnya. Meskipun pembangunan di luar dari dapil, ia tetap mendukung penuh, karena anggaran yang dipergunakan adalah uang masyarakat.
“Jadi kalau ada pembangunan saya tetap support. Mau itu membangun terminal, pasar, kantor kecamatan, lapangan stadion mini dan sebelum pembangunan itu kan pasti ada kajiannya. Karena saya juga dosen, peneliti juga, kajian ya harus kajian, lepaskan kepentingan,” katanya.
Yang jelas, kata dia, meski ia turut menganggarkan, tetapi secara teknis tidak terlibat. Ia menyarankan agar Dishub membuka trayek misalnya ke Pamarayan.
“Mau tidak pemilik kendaraan menjalankan itu, laku tidak trayek ke sana. Kemudian trayek Tunjungteja-Warunggunung-Rangkasbitung, karena Pamarayan-Serang tidak mungkin lewat Tunjung, sudah lewat Petir,” tandasnya.
Discussion about this post