SERANG, BANPOS - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Hasanuddin Memanggil, menggelar mimbar bebas yang bertempat di Kampus UIN SMH Banten, Ciceri Kota Serang, Kamis (23/9). Dalam gerakan mahasiswa tersebut, mereka menyampaikan perlawanan atas tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian yaitu penahanan terhadap dua aktivis mahasiswa saat hendak melakukan aksi penyambutan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) pada hari Selasa, 21 September 2021. Koordinator mimbar bebas, Irkham Magfuri Jamas, menyebut bahwa kegiatan tersebut sebagai bentu aksi penyadaran kepada mahasiswa terkait adanya upaya-upaya pembungkaman hak-hak berdemokrasi atau menyampaikan pendapat. Ia mengatakan, gerakan tersebut merupakan bentuk solidaritas mahasiswa dan menyampaikan pendapat di muka umum. "Mimbar bebas ini merupakan bentuk gerakan perlawanan mahasiswa atas tindakan represifitas kepolisian atas penahanan dua rekan aktivis mahasiswa. Gerakan ini merupakan bentuk solidaritas mahasiswa dalam gerakan membela hak-hak mahasiswa dan bentuk kecaman terhadap aparat keamanan, atas tindakan yang dilakukan demi menyelamatkan hak-hak dalam menyampaikan pendapat dimuka umum dalam negara demokrasi," ujarnya, usai melakukan orasi di halaman kampus UIN SMH Banten. Irkham mengaku, pada mimbar bebas hari itu, aliansi Hasanuddin memanggil belum melayangkan tuntutan. Sebab, tujuan diadakannya mimbar bebas adalah sejatinya sebagai bentuk penyadaran terhadap mahasiswa dan mensyaratkan bahwasannya demokrasi di rezim ini sangat sangat tercederai. "Jangankan menyampaikan aspirasi, belum menyampaikan aspirasi saja sudah dijegal habis habisan. Sehingga diharapkan ketika masyarakat tersadar kan demokrasi di negeri ini dapat terwujud adil sejahtera," ucapnya. Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam aliansi tersebut, Gilang, dalam orasinya menyampaikan bahwa saat ini kembali lagi terjadi tindakan represif pihak aparat kepada mahasiswa. Dimana, dua mahasiswa yang tidak bersalah dan tidak melakukan apapun, ditangkap oleh pihak kepolisian tanpa alat bukti sama sekali. "Dan ini merupakan sebuah kecacatan demokrasi di negeri ini. Maka dari itu, kita berkumpul disini, mengajak untuk bersolidaritas kepada lintas organisasi, supaya tidak terjadi kembali hal serupa," ucapnya disela-sela orasi.(MUF/ENK)<!--nextpage-->
Discussion about this post