“Ini banyak korbannya masyarakat kami. Yang saya sedihkan sampai ada yang masuk ke rumah sakit. Contohnya Faisal anaknya ibu Masnah ketika istirahat, masuk (ke telinga) yang namanya kutu gandum sampai dibawa ke klinik-klinik tidak diterima. Sampai dibawa ke RS Medika. Sampai jungkir balik anak itu begitu sakitnya. Dan ada lagi keluarga dari bapak Sueb, anaknya namanya Fauzan masuk (kutu) ke telinga lagi, artinya disitu sangat khawatir bagi warga kami masyarakat Cigading,” tuturnya.
Untuk itu, ia mendesak PT Mayora Grup untuk ganti rugi dan memberikan kompensasi kepada masyarakat Cigading. Ia juga menilai pihak Mayora
begitu beraninya melecehkan masyarakat asli pribumi khususnya Cigading lantaran untuk melakukan mediasi begitu rumit sampai akhirnya di fasilitasi oleh DPRD Cilegon.
“Mudah-mudahan dengan difasilitasi oleh ketua dewan, asda II, kadis lh, komisi IV, mudah-mudahan bisa ada solusi buat masyarakat kami,” katanya.
Selain itu, kata dia pihak perusahaan juga tidak pernah melibatkan masyarakat dalam kegiatan industri.
“Tidak ada yang bekerja (di Mayora). Padahal Mayora itu di belakang rumah saya, tapi belum ada yang bekerja di situ tidak ada bahkan,” tutupnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Menanggapi hal itu, General Affair (GA) PT Nutrindo Bogarasa Rahmat mengakui adanya keluhan dari masyarakat Cigading tentang adanya kutu gandum yang masuk ke pemukiman.
Pihaknya mendapatkan informasi dari whatsapp di masyarakat Cigading. Saat itu masyarakat mengeluhkan adanya kutu dan pada (16/8). Kemudian kata dia pihak perusahaan mendatangi RT dan masyarakat membahas adanya keluhan kutu tersebut.
“Kami perusahaan yang ada di lingkungan Cigading kita melakukan treatment dengan melakukan fogging pada tanggal 18 Agustus karena tanggal 17-nya HUT Kemerdekaan RI, jadi kita tidak bisa lakukan penanganan langsung,” katanya.
Ia juga tak menampik terkait adanya kutu di pemukiman warga, karena menurutnya hama kutu bisa ada di gandum dan yang lainnya.
“Mengenai kutu, semua biji-bijian termasuk gandum, beras ataupun jagung itu ada hamanya seperti kutu. Jadi kita coba untuk bantu, kita coba treatment khususnya fogging,” tuturnya.