“Banyak mereka yang terpapar tak bisa ke rumah sakit karena penuh dan terpaksa
isolasi mandiri tanpa pengawasan dokter atau tenaga medis,” tuturnya.
Keempat, krisis tenaga kesehatan. Sejak awal pandemi, jumlah dokter yang meninggal
akibat Covid-19 di Indonesia telah melebihi angka 400 orang. Kalau digabungkan
dengan tenaga kesehatan lain, seperti perawat, misalnya, jumlah kematian tenaga
kesehatan sudah menembus angka seribu orang. Para dokter dan tenaga kesehatan
lainnya adalah pejuang dengan perlengkapan terbatas.
Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tingkat kematian tenaga kesehatan di
Indonesia berada di urutan ketiga tertinggi di dunia, bahkan menjadi yang tertinggi di
Asia.
“Jika krisis ini terus memburuk, kita mungkin masih bisa membuka rumah sakit
darurat, namun tenaga kesehatan tidak bisa disediakan secara instan,” ungkapnya.
Kelima, krisis ketersediaan vaksin. Hingga kini, jumlah penduduk Indonesia yang
telah menerima vaksin sekitar kurang dari 5 persen. Meski pada 30 Juni lalu
Pemerintah mengumumkan telah menerima 118,7 juta dosis vaksin Sinovac dan
AstraZeneca, namun jumlah ini jauh dari cukup untuk memvaksinasi 181,5 juta orang,
atau 70 persen dari populasi.
E-Paper BANPOS Terbaru
Sebagai perbandingan, Kanada memiliki 338 juta dosis vaksin, atau 5 kali dari jumlah
populasi mereka. Inggris, memiliki jumlah vaksin 3,6 kali jumlah populasi, dan
Amerika Serikat memiliki dosis vaksin 2 kali lipat jumlah populasinya.
Dengan tingkat ketersediaan vaksin yang rendah, serta laju vaksinasi yang juga
lambat, tanpa langkah luar biasa, kita tidak akan bisa menghadapi tsunami Covid-19.
“Apalagi, angka-angka yang sejauh ini diumumkan pemerintah diyakini tidak
mewakili kondisi lapangan sebenarnya. Ada banyak kasus tidak dilaporkan dan tidak
bisa ditangani oleh pemerintah,” katanya.
Beberapa langkah lain yang harus segera dilakukan misalnya, segera tutup gerbang
lalu lintas internasional sementara apalagi untuk TKA yang tidak esensial. Batasi
mobilitas dan penerbangan domestik hanya untuk keperluan logistik dan kesehatan.