“Alhamdulillah untuk masyarakat masih bersama-sama belajar menerapkan PHBS. Dengan adanya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan maka masyarakat juga sedikit demi sedikit memahami bagaimana menerapkan PHBS,” terangnya.
Disamping itu, Tegal Sari yang masih banyak lahan pesawahan dan perkebunan ini memiliki hasil tanam ubi yang berlimpah. Terlebih saat musim penghujan, dimana tanaman ubi tumbuh subur bila dibandingkan pada musim kemarau.
“Karena di sawah yang ada di Tegalsari ini merupakan sawah tadah hujan, warga mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya. Dalam waktu dekat ini pun banyak sekali hasil ubi yang sampai ke kantor kelurahan,” ungkapnya.
Dengan banyaknya hasil tanam ubi tersebut, warga mengkreasikan dengan membuat makanan yang yang bisa dijual dan dititipkan melalui warung-warung. Kedepan, pihak kelurahan akan mengajukan kerjasama dengan dinas terkait untuk memberikan pelatihan-pelatihan baik UMKM maupun pertanian.
“Peminatnya banyak, tetapi karena terkendala dengan anggaran yang saat ini lebih banyak refocusing sehingga kegiatan-kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Namun kami tetap mengkomunikasikan bahwa warga menginginkan adanya pelatihan seperti budidaya ikan UMKM dan pertanian,” ucapnya.
Meski berbagai kegiatan harus ditunda karena adanya pandemi Covid-19, tetapi hal itu tidak menurunkan semangat warga baik dalam gotong royong maupun meningkatkan ekonomi.
“Seperti halnya adanya kerjasama dengan pihak pemerintah walau tidak melalui kelurahan, dengan menanam berbagai jenis tanaman yang mungkin akan dibagi hasil nantinya,” tandas Saidah. (MG-02)
Discussion about this post