Meski demikian, ia belum mengetahui persis terkait berapa jumlah poin yang diperoleh Faris. Mawar menjelaskan, penilaian peserta lomba dibagi dua, yakni 60 persen penilaian dari dewan juri dan 40 persen penilaian melalui medsos instagram dan facebook.
“Jadi, kemenangan Aa Faris ini juga berkat doa dan dukungan semua orang wabil khusus, keluarga besar saya, tetangga, keluarga besar TK Islam Jannah Qur’an, keluarga besar Rumah Dunia, dan teman-teman suami saya yang tak bisa saya sebutkan satu-persatu. Berkat kalian semua, Aa Faris jadi juara tilawah dan tahfidz tingkat nasional,” pungkasnya.
Untuk rincian penilaian melalui medsos, dihitung dari berapa like (suka), view (nonton) dan share (dibagikan). Like 1-100= 2 poin, view 1-100= 1 poin dan share 1-20= 2 poin.
Kebahagiaan serupa pun dirasakan oleh Kepala Yayasan TK Islam Jannah Quran Ummi Ema Nurmawati. Sebab, anak didiknya tersebut telah mengharumkan nama sekolah khususnya, umumnya Kota Serang, Banten.
“Alhamdulillah kami senang pastinya dan bangga, karena Aa Faris sudah mengharumkan nama TK Islam Jannah Qur’an. Saya optimis, kedepan Aa Faris pasti akan lebih baik lagi,” ujar Ema.
Sebelumnya, ia juga memprediksi Aa Faris akan mampu bersaing untuk merebut gelar juara. Benar saja prediksinya menjadi kenyataan, Faris berhasil menjadi juara.
“Setelah Ummi melihat peserta lain seusia Aa membaca Al-Qur’an, seperti yang sudah Ummi sampaikan ke Ummi Aa, insyaa Allah Aa bisa masuk (juara), dan Ummi pribadi yakin Aa dapat juara. Ternyata doa Ummi diijabah, Aa Faris juara,” ungkapnya.
Karena itu, pihak Yayasan TK Islam Jannah Qur’an berjanji akan membina bacaan dan hafalan Alquran Faris secara intensif, agar kemampuannya semakin mahir dan mutqin Al-Qur’an.
“Seperti janji saya kepada Ummi Aa, memenuhi keinginan Aa Faris untuk tetap bisa menghafal quran di kelas tahfidz/TPQ Jannah Quran program beasiswa,” pungkasnya.
Diketahui, ada beberapa cabang lomba yang diadakan untuk kategori usia 5-6 tahun dan 7-12 tahun. Yakni lomba hikayat nabi dan rasul, adzan, ceramah berbahasa daerah, tilawah, tahfiz, dan shalawatan ibu-ibu majelis ta’lim dengan total 186 peserta. Ratusan peserta itu berasal dari Banten, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku Utara, Papua, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Discussion about this post