SERANG, BANPOS - Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Serang mencatat sebanyak 3.126 jiwa dengan total 1.009 Kepala keluarga (KK), terdampak bencana banjir yang merendam 10 Desa di tiga Kecamatan Kabupaten Serang. Selain itu, banjir juga menyisakan sebanyak 968 dan gedung sekolah yaitu SMAN Bojonegara serta pesantren salafi di Kecamatan Cikande. "Saat ini penanganan dari BPBD kabupaten Serang, personil sudah ditarik semua dari lokasi bencana. Hanya saja masih mengirimkan pasukan untuk membantu masyarakat membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada di rumah warga masing-masing," ujar ketua harian Crisis Centre pada BPBD kabupaten Serang, saat ditemui di ruang Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), Minggu (5/01). Pihaknya bekerjasama denga TNI-Polri, Polres dan Polsek setempat serta Korem dan Koramil di masing-masing wilayah dalam membersihkan sisa-sisa lumpur akibat banjir. "Untuk jumlah kerugian kami belum bisa menyebutkan, karena pihak desa pun masih mendata," tuturnya. Ia menuturkan bahwa dalam peristiwa banjir tersebut, tidak ada korban jiwa dan tidak ada korban luka. Sebab, kata dia, ketika banjir datang memang muka air tinggi, namun daam hitungan jam sudah surut kembali. "Jadi warga sudah mengetahui terlebih dahulu karena sudah terjadi sebelumnya. Tetapi banjir kali ini adalah paling besar, dan warga sudah antisipasi. Alhamdulillah tidak ada korban," katanya, seraya menegaskan bahwa korban meninggal yang sebelumnya diberitakan sudab diklaim masyarakat asal Kabupaten Lebak. Wabah penyakit yang biasanya timbul seusai banjir, ia menerangkan bahwa pihaknya tidak menerima laporan adanya masyarakat yang terkena penyakit. Sebelumnya, pihak BPBD kabupaten Serang secara langsung melalui tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi dan mendirikan posko serta dapur umum. "Alhamdulillah kami tidak menerima laporan adanya warga yang sakit," terangnya. Hingga saat ini, kata dia, masyarakat sebagian sudah mulai merapihkan rumahnya dan sebagian lagi masih menumpang di rumah kerabatnya.<!--nextpage--> "Masyarakat sekarang sudah tidak ada yang di posko," pungkasnya. (MUF/AZM)
Discussion about this post