Serang, Banpos – 26/6 (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Serang, Provinsi Banten, memprakirakan awal musim kemarau di Banten mengalami kemunduran.
Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang Tatang Rusmana di Serang, Kamis, mengatakan musim kemarau tahun 2025 mengalami kemunduran, yang seharusnya pada bulan Juni sudah kemarau, namun mundur satu hingga tiga dasarian atau sekitar 10 sampai 30 hari.
“Secara klimatologis, Juni hingga Agustus itu musim kemarau. Tapi tahun ini ada kemunduran antara satu sampai tiga dasarian,” katanya.
Tatang menjelaskan kemunduran ini disebabkan oleh dinamika atmosfer, seperti perlambatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, yang memengaruhi peralihan musim.
“Di Provinsi Banten sendiri awal musim kemarau berbeda-beda antar wilayah karena adanya 13 zona musim,” ucapnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Diantaranya, kata dia, pada bagian wilayah selatan, seperti Kecamatan Sumur di Kabupaten Pandeglang, diprediksi mulai mengalami musim kemarau pada dasarian kedua Juni. Sementara sebagian wilayah Kabupaten Serang baru akan memasuki musim kemarau pada dasarian ketiga Juni atau awal Juli 2025.
Tatang juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas tinggi, namun berdurasi pendek yang sering terjadi saat masa transisi. Meski singkat, hujan seperti ini bisa menyebabkan genangan air bahkan banjir lokal, terutama jika sistem drainase tidak optimal.
“Walaupun durasinya pendek, tapi hujannya bisa sangat deras. Ini mempercepat pengisian volume air di saluran-saluran drainase. Maka drainase perlu dipastikan dalam kondisi baik, baik dari segi daya tampung maupun aliran,” tuturnya.
Masyarakat juga diimbau untuk memanfaatkan aplikasi Info BMKG yang dapat diunduh secara gratis di ponsel. Aplikasi tersebut memberikan pembaruan prakiraan cuaca dan notifikasi peringatan dini yang bisa diakses secara real-time.
“Aplikasi Info BMKG kami perbarui terus, khususnya saat ada potensi cuaca ekstrem. Masyarakat bisa memantau kondisi terkini untuk melakukan antisipasi lebih dini,” ucapnya. (ANTARA)
Discussion about this post