LEBAK, BANPOS – Petani di Lebak selatan (Baksel) mengaku senang dengan adanya kenaikan harga beras di pasar tradisional Kabupaten Lebak.
Seorang petani dari Baksel, Yono mengatakan para petani saat ini tengah bergembira karena harga jual gabah saat ini bernilai tinggi.
“Kalau petani untuk saat ini ya senang, karena harga jual gabah naik. Untuk gabah basah saja antara antara Rp520 ribu – Rp530 ribu per kwintalnya, sedangkan gabah kering bisa mencapai Rp600 ribu per kwintal.” ujarnya.
Sementara, warga konsumen di Lebak saat ini tengah mengeluh terkait kenaikan harga beras yang dirasakan berat. Seorang warga pedagang nasi di Malingping bernama Suhaeroh mengaku kenaikan harga beras tersebut menampar bisnisnya.
“Iya kalau petani memang bisa senang. Tapi kami sebagai pedagang nasi yang terkena dampaknya nih. Jualan kita tak mungkin mengikuti harga, bisa kabur pelanggan,” katanya, Selasa (7/2).
Senada, Heriyanti seorang emak-emak di Bayah juga mengaku susah dengan lonjakan harga beras saat ini.
“Dasar keadaan lagi susah, biasa beli beras Rp270 ribu per karung, sekarang naik Rp300 ribu per karung. Kalau bisa jangan sampai naik lagi, harga segitu saja kami sudah kerepotan,” ungkap Heriyanti.
Terpisah, Kepala Bidang Produksi Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar mengatakan saat ini stok pangan menurun akibat adanya keterlambatan musim tanam pada bulan Oktober-November 2022.
Menurutnya, kemungkinan musim panen raya bisa terjadi pada bulan Maret-April 2023 ini, dan dipastikan stok melimpah dan memenuhi permintaan pasar.
Deni pun membenarkan karena untuk saat ini stok gabah minim, sehingga harga gabah kering pungut (GKP) juga mengalami kenaikan hingga Rp5.000/kilogram dari sebelumnya Rp4.300/kilogram.
“Kami meyakini meski produksi pangan menurun, namun kebutuhan beras terpenuhi, tetapi memang saat ini harga sedang terjadi kenaikan,” paparnya.(WDO/PBN)
Discussion about this post