Perayaan Hari Santri di Kabupaten Lebak dimeriahkan dengan berbagai kegiatan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) diantaranya, festival hari santri, murak liwet bersama santri dan masyarakat dan berbagai perlombaan untuk Santri.
Murak liwet adalah acara paling meriah yang dilaksanakan, itu karena ribuan santri dari berbagai daerah dan masyarakat duduk bersama para pemangku jabatan.
Salah satu santri asal Sajira, Dadan Iskandar Firdaus mengatakan, kemeriahan Hari Santri tahun ini adalah momen yang ditunggu-tunggu setelah masa pandemi yang kesulitan untuk berkumpul bersama.
Ia menjelaskan, murak liwet ini adalah salah satu ciri khas para santri. Ia merasa bahagia bisa bersama-sama merayakan hari santri tersebut.
“Alhamdulillah sekian lama bisa bersilaturahmi lagi sama banyak santri di berbagai pondok, bisa ngaliwet bareng, bisa punya temen. Senang pokoknya diizinkan dan difasilitasi untuk merayakan hari santri,” kata Dadan kepada BANPOS, Sabtu(22/10).
Sementara itu, Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya mengatakan, perayaan hari santri bukan hanya milik para santri melainkan juga milik seluruh komponen bangsa yang mencintai tanah air.
“Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama, apalagi di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia,” kata Iti menyampaikan pesan menteri Agama RI.
“Ini implementasi nilai-nilai keagamaan. Santri harus lebih berperan aktif dalam berjuang demi Indonesia,” ujar Iti.
Ia menjelaskan, murak liwet bersama adalah wujud dari kebersamaan dan kesetaraan. Menurutnya, ketika bersama-sama menikmati liwet tersebut seperti para santri, semua saling melepaskan jabatan dan berbaur bersama.
“Liwetan ini merupakan kebiasaan para santri di Ponpesnya masing-masing. Maka nasi liwet ini merupakan nasi khas para santri,” tandasnya.(MG-01/PBN)
Discussion about this post