SERANG, BANPOS – Kepala Dindikbud Provinsi Banten, Tabrani, memaklumi pembangunan ruang kelas baru (RKB) yang sumber anggarannya berasal dari masyarakat. Pemakluman itu disampaikan oleh Tabrani, dengan alasan pembangunan RKB dari masyarakat berdasarkan rasa ikhlas.
Hal itu terungkap dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Tabrani, ke SMKN 5 Kota Serang terkait dengan siswa lebih yang mengakibatkan harus dibangunnya RKB secara dadakan. Setidaknya, terdapat sebanyak dua rombongan belajar (Rombel) tambahan usai pelaksanaan PPDB lalu.
Tabrani usai sidak, menyampaikan bahwa pihaknya mendatangi SMKN 5 Kota Serang, lantaran banyaknya kabar mengenai siswa yang belajar di tempat yang kurang layak. Menurutnya, kurang layaknya ruang belajar yang digunakan oleh siswa, lantaran RKB masih dalam proses pembangunan.
“Saya datang ke sekolah, merespon apa yang disampaikan oleh masyarakat. Kalaupun ada bangunan seperti ini, karena memang proses pembangunan satu ruangan itu sedang berjalan. Mudah-mudahan dapat cepat selesai,” ujarnya, Kamis (6/10).
Tabrani mengatakan, apabila RKB yang tengah dibangun sudah selesai, maka dirinya meminta agar para siswa dapat segera dipindahkan kegiatan belajar mengajarnya, ke RKB tersebut.
“Kalau jumlah siswanya dalam satu rombel itu tetap hanya 36 siswa. Ini untuk satu kelas. Yang jelas hari ini ketika saya datang itu jumlahnya 36, itu saya tanyakan kepada anak-anaknya,” ungkap dia.
Mengenai pembangunan RKB dadakan yang didanai menggunakan dana pribadi masyarakat, menurutnya hal itu boleh-boleh saja. Hal itu masuk ke dalam kategori sumbangan masyarakat, dan tidak jadi soal asal masyarakat ikhlas.
“Sepanjang memang dia ikhlas. Itu kan namanya sumbangan masyarakat. Ikhlas gak dia? Kalau ikhlas, ya sudah. Biarin saja kalau dia ikhlas,” tuturnya.
Menurut Tabrani, ia tidak mengetahui apakah memang ada kelebihan jumlah siswa yang diterima oleh SMKN 5, pada pelaksanaan PPDB kemarin. Tapi dengan dibangunnya RKB dadakan itu, menurutnya memang ada kelebihan siswa yang diterima.
“Saya belum cek penerimaan rombel kelas 10 pada sekolah ini. Ya karena lebih, makanya disiapkan ruangan. Karena lebih, makanya disiapkan ruangan,” kata Tabrani mengulang.
Tabrani mengaku bahwa sebenarnya, Dindikbud Provinsi Banten telah merencanakan pembangunan RKB. Pembangunan itu akan dilaksanakan secara bertahap, dan pembangunan RKB akan dilaksanakan di setiap sekolah.
“Bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan (RKB). Lalu menambah ruang praktik siswa, RPS. Nah kebetulan di sini (SMKN 5) adalah salah satu sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah unggulan. Itu menjadi program prioritas Dindikbud,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, terdapat tiga sekolah yang saat ini harus menelan pil pahit hasil pelaksanaan PPDB tahun 2022. Ketiganya yakni SMAN 3 Kota Serang, SMKN 5 Kota Serang dan SMKN 13 Kabupaten Tangerang.
Ketiga sekolah itu harus rela menerima siswa baru ke sekolah tersebut, lebih dari kapasitas rombongan belajar (Rombel) yang seharusnya. Bahkan di SMKN 13 Kabupaten Tangerang, para siswa harus mau untuk tumpah ruah dalam satu kelas, dengan jumlah siswa mencapai 50 orang. Padahal idealnya, satu kelas itu menampung 38 orang siswa.
Salah satu siswa SMKN 13 Kabupaten Tangerang yang ditemui oleh tim KJI, sebut saja namanya Malik, mengaku bahwa kondisi tersebut membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak kondusif. “Panas, sumpek, siswanya banyak,” ujar dia.
Usut punya usut, kelas yang ditempati oleh Malik dulunya merupakan kantin sekolah. Karena siswa baru membludak, maka pihak sekolah menyulap kantin tersebut menjadi ruang kelas baru (RKB). Sebetulnya, bukan hanya satu RKB saja yang dibangun secara tiba-tiba oleh pihak sekolah, melainkan lima RKB sekaligus.
Hal itu harus dilakukan oleh pihak sekolah, karena secara angka, peserta didik baru tahun 2022 mencapai 709 orang dengan Rombel sebanyak 14. Padahal, kapasitas dari sekolah untuk angkatan tahun 2022 hanya sebanyak 432 orang dengan rombel sebanyak 12. Tak ayal, sekolah harus mengakali kelebihan peserta didik sebanyak 277 orang itu.
Sedikit lebih beruntung dari SMKN 13 Kabupaten Tangerang, SMKN 5 Kota Serang yang berlokasi di Kecamatan Taktakan ‘hanya’ kelebihan 92 orang dari kuota sebenarnya. Meski demikian, siswa lebih tersebut tetap harus rela bernasib seperti siswa lebih di SMKN 13 Kabupaten Tangerang, belajar di kelas dadakan.
Jika SMKN 13 menyulap kantin menjadi RKB, SMKN 5 Kota Serang menyulap sebagian masjid dan laboratorium menjadi RKB. Dua RKB tambahan itu merupakan upaya untuk menampung dua Rombel tambahan, yang saat ini berjumlah 15. Padahal seharusnya, hanya ada 13 Rombel saja.
Lebih beruntung lagi dari dua sekolah negeri sebelumnya, SMAN 3 Kota Serang tidak perlu susah-susah menambah RKB, meskipun secara angka mereka kelebihan peserta didik pada PPDB tahun 2022. Sebab, siswa lebih pada SMAN 3 Kota Serang yang sebanyak 277 orang, semuanya tetap bisa menikmati KBM di dalam kelas.(DZH/PBN)
Discussion about this post