JAKARTA, BANPOS – BMKG memprediksi sejumlah provinsi akan terdampak banjir rob akibat adanya fenomena fase bulan baru pada 30 Mei hari ini. Pada fase bulan baru tersebut, terdapat potensi terjadi peningkatan ketinggian pasang air laut.
“Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia pada tanggal 30 Mei – 07 Juni 2022,” ujar Kepala Pusat Meteorologi dan Maritim pada BMKG, Eko Prasetyo, dalam rilis yang diterima BANPOS pada Minggu (29/5).
Adapun dalam rilis tersebut, terdapat 15 daerah yang berpotensi diterjang banjir rob. Diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Banten. Menurut Eko, potensi banjir rob diprediksi berlangsung dengan waktu yang berbeda di setiap wilayah.
“Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di Pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” tuturnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.
Sementara itu, selain mengakibatkan kerusakan rumah. Banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, Jumat (27/5) sore lalu, ternyata mengakibatkan 1 meninggal dunia.
Diketahui, Sarti (51) warga Kampung Pasir Binglu, Desa Ciherang, Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, merupakan korban meninggal dunia saat terjadi banjir tersebut.
Sekretaris Desa (Sekdes) Ciherang, Kecamatan Picung, Heri Suhendar membenarkan, pada saat wilayahnya diterjang banjir beberapa hari lalu, mengakibatkan satu orang tewas.
Katanya, korban Sarti meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik. Hal itu terjadi, saat korban hendak mengevakuasi harta benda miliknya, agar tidak terbawa arus banjir (hanyut).
“Saat dilanda banjir, korban mencoba mengevakuasi barang-barang atau seisi rumahnya. Tanpa disadari, korban menyentuh kabel aliran listrik yang mengelupas. Korban tersengat, dan tak tertolong akhirnya meninggal dunia,” kata Heri, Minggu (29/5).
Senada, Camat Picung, Arif mengatakan, akibat bencana banjir bandang yang melanda 4 desa di wilayahnya, 1 orang meninggal dunia. “Satu orang, warga Desa Ciherang meninggal dunia. Korban tersengat listrik saat hendak mengamankan barang berharga di rumahnya,” ungkap Arif.
Ditambahkannya, dampak lainnya akibat banjir yang melanda tersebut yaitu, sebanyak 687 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir, dan tiga rumah diantaranya mengalami rusak parah terbawa arus banjir.
Banjir yang melanda ujarnya lagi, akibat intensitas hujan tinggi. Sehingga, air dari Kali Cimoyan yang ada di wilayahnya meluap ke permukaan, serta merendam perkampungan.
“Banjir bandang ini, luapan air dari Kali Cimoyan. Karena saat turun hujan, volume air tinggi. Akhirnya meluap ke permukaan, dan meredam ratusan permukiman warga di 4 desa,” pungkasnya.
Diakuinya, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke BPBD dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pandeglang, serta para pihak terkait lainnya, untuk ditindaklanjuti. “Saat itu, kami imbau warga untuk tetap waspada,” tandasnya.(MUF/PBN/BNN)
Discussion about this post