CILEGON, BANPOS – Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim terpilih menjadi Chairman SEAISI (South East Asia Iron & Steel Institute), sebuah organisasi produsen besi dan baja yang anggotanya terdiri Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Filipina.
Sebagai informasi, SEAISI yang didirikan pada tahun 1971 juga pernah diketuai oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tungki Ariwibowo pada periode 1978-1980. Saat itu Tungki juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Pembangunan VI.
Silmy mengungkapkan, SEAISI berperan penting dalam memfasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh para produsen baja di Asia Tenggara. Industri besi dan baja di Asia Tenggara telah menjadi katalis aktivitas ekonomi bagi negara-negara di kawasan tersebut.
“SEAISI juga telah menjadi pusat data dan informasi yang berkaitan dengan aturan industri, kebijakan, dan ekonomi yang berguna bagi pengembangan industri baja di Asia Tenggara selanjutnya,” ujar Silmy dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANPOS, Kamis (26/5).
Lebih lanjut Silmy menyatakan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama di organisasi ini. Pertama adalah meningkatkan utilisasi kapasitas produksi baja di Asia Tenggara dalam tingkat ekonomis untuk jangka panjang.
Kemudian juga yang menjadi perhatian SEASI adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri baja di Asia Tenggara, mengakselerasi investasi dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, dan yang terakhir adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Kesemua hal tersebut nantinya akan menguatkan negara-negara anggota SEAISI dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Kami juga terus berupaya memperjuangkan kebijakan-kebijakan untuk menghadapi gempuran baja-baja impor yang datang dari luar Asia Tenggara,” terangnya.
Silmy menuturkan, SEAISI mendorong negara-negara anggotanya untuk mengaplikasikan teknologi baru dalam bidang konstruksi baja, pengembangan digitalisasi pada industri baja serta meningkatkan awareness terhadap kelestarian lingkungan dengan menerapkan green industry yang diaplikasikan pada industri baja yang saat ini mulai gencar dilakukan di negara-negara Eropa dan Jepang.
“SEAISI turut mendukung proses pemulihan industri baja pasca pandemi Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara serta terus memberikan kontribusinya untuk kemajuan industri baja di Asia Tenggara,” tandasnya. (LUK)
Discussion about this post