SERANG, BANPOS – Pasca viralnya pungutan One Day One Thousand (ODOT) di SMA Negeri 4 Kota Serang yang dituding sebagai pungutan liar oleh salah satu akun di platfrom instagram, Plt. Kepala Sekolah (Kepsek) pada SMAN 4 Kota Serang, Nurdiana Salam membantah tudingan tersebut.
Menurutnya, pungutan ODOT tersebut tidak bersifat memaksa, melainkan sukarela untuk seluruh siswa.
“Untuk ODOT tentunya tidak bersifat memaksa. Itu sifatnya sumbangan dan diperuntukkan bagi dana mesjid dan dana sosial kesiswaan,” kata Nurdiana saat ditemui wartawan di ruang rapat SMAN 4 Kota Seranh pada Selasa (8/7).
Nurdiana menjelaskan, pola sukarela yang terjadi dapat dilihat dari pendapatan hasil penerimaan ODOT yang selalu berbeda-beda.
“Bapak sudah membaca, melihat bahwa tadi ODOT ini tidak bersifat memaksa. Sukarela dan pendapatan perkelasnya juga naik turun tergantung daripada niat baik anak-anak. Dan ODOT ini juga mudah-mudahan menjadi program di SMA 4 yang akan membawa anak-anak kita bisa lebih punya rasa empati,” jelasnya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Ia menegaskan, penggunaan hasil pungutan ODOT tersebut disalurkan kepada pembangunan masjid sekolah yang dikelola oleh DKM dan kegiatan siswa ataupun dana sosial yang dikelola oleh kesiswaan.
“Jadi misal kalau ada siswa yang orang tuanya meninggal, atau kena kecelakaan, bisa menggunakan uang ODOT itu tadi. Untuk pembangunan masjid, bisa dilihat sendiri hasilnya,” tegasnya.
“Jadi tidak ada paksaan, kalau dipaksa pasti akan sama nominalnya. Ini kan berbeda-beda, ada yang bayar (siswa) ada yang nol sama sekali,” tandasnya.
Sekadar informasi, Program ODOT tersebut dituding menjadi sarana pungutan liar yang sebelumnya telah viral di berbagai media massa dan media sosial. Bahkan, tudingan tersebut menyebut bahwa ODOT diwajibkan untuk siswa di SMAN 4 Kota Serang. (*)
Discussion about this post