SERANG, BANPOS – Pelaku seni grafis asal Kota Serang mengaku kecewa dengan Pemkot Serang.
Hal itu lantaran Pemkot Serang menggunakan Artificial Intelligence (AI) dalam pembuatan sampul buku salah satu program unggulan pasangan Walikota dan Wakil Walikota Serang.
Program tersebut yakni Satu Keluarga Satu Pengusaha. Sampul buku yang dimaksud merupakan sampul yang ditayangkan dalam video, yang diunggah oleh Wakil Walikota Serang, Nur Agis Aulia.
Pada video tersebut, terdapat tiga kandidat sampul buku ‘Satu Keluarga, Satu Pengusaha’, yang diminta untuk divoting oleh warganet.
Namun, dua dari tiga gambar sampul, terindikasi kuat merupakan hasil dari Generative AI. Hal itu dapat dilihat dari ketidak-konsistenan gambar yang ditampilkan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Seperti pada gambar pertama, tangan kiri dari karakter yang ditampilkan, memiliki sebanyak enam jari.
Sementara gambar sampul ketiga, terdapat anomali pada kaki dan jari anak perempuan. Kaki kanan anak perempuan terlihat ada dua, sementara jari tangan hanya ada empat.
Salah satu pelaku seni grafis asal Kota Serang, @/mizi.ziartz, mengatakan bahwa sebetulnya sah-sah saja penggunaan gambar AI tersebut, jika memang Pemkot Serang ingin mengambil langkah praktis.
“Sebetulnya sah-sah aja memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada sekarang. Mungkin ada ‘hal-hal’ lain yang jadi perhitungannya, sehingga ngambil langkah praktis dengan menggunakan AI,” ujarnya saat diminta komentar oleh BANPOS.
Namun menurutnya, seharusnya momentum peluncuran buku berjudul Satu Keluarga, Satu Pengusaha tersebut, dijadikan sebagai momen oleh Pemkot Serang membuktikan tujuan dari buku itu, yakni pemberdayaan masyarakat dalam berusaha.
“Sebetulnya untuk pembuatan buku, ini seharusnya menjadi suatu momen kolaborasi pemkot dengan pelaku kreatif, dan sebetulnya bisa menjadi euforia tersendiri apabila pembuatan cover ini diperlombakan,” ungkapnya.
Menurutnya, selain memberdayakan pelaku ekonomi kreatif, hal itu juga menjadi momen untuk membangun ikatan yang lebih berkesan antara Pemkot Serang dengan para pelaku industri kreatif.