LEBAK, BANPOS – Potret kemiskinan kembali menyelimuti wilayah Kabupaten Lebak. Sepasang suami istri, Atiah (37) dan Eman (41), bersama keempat anaknya, harus bertahan hidup di sebuah rumah reyot yang nyaris ambruk di Kampung Tegal Pasir, Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung.
Bangunan berkerangka kayu dan berdinding bilik bambu itu sudah jauh dari kata layak. Dinding yang bolong, lantai tanah, serta atap bocor membuat mereka kerap harus mengungsi ke rumah tetangga saat hujan turun.
Tiang penyangga yang lapuk dimakan usia dan rayap pun menambah kekhawatiran akan robohnya bangunan tersebut sewaktu-waktu.
“Kalau hujan deras, kami terpaksa ngungsi. Sudah lima tahun kami tinggal di sini, kondisi rumahnya makin parah,” ungkap Atiah lirih saat kepada wartawan, Rabu (21/5).
Atiah mengaku, pihaknya sudah berulangkali mengajukan bantuan ke pemerintah setempat.
E-Paper BANPOS Terbaru
Bahkan, dokumen pribadi seperti KTP dan KK telah berkali-kali diminta dan rumahnya kerap didokumentasikan.
Namun sampai saat ini, belum ada bantuan yang datang.
“Sudah sering katanya mau diajukan bantuan, tapi ujung-ujungnya enggak ada kabar. Rumah sudah difoto berkali-kali, tapi tetap begini saja,” keluhnya.
Sementara itu, sang suami, Eman, hanya bisa bekerja serabutan. Kadang memanjat pohon kelapa, kadang menjadi kuli angkut arang.
Penghasilannya yang tak menentu membuat keluarga ini sulit keluar dari jerat kemiskinan.
“Sehari paling dapat dua puluh atau tiga puluh ribu. Kadang malah enggak ada kerjaan. Mau nabung buat bangun rumah juga enggak cukup, habis buat makan dan kebutuhan anak-anak,” jelas Eman.
Keluarga ini pun berharap ada perhatian dari pemerintah maupun dermawan yang bersedia membantu membangunkan rumah yang layak agar mereka bisa hidup lebih aman dan manusiawi.
“Yang kami harapkan cuma rumah yang layak, biar anak-anak bisa tidur nyenyak tanpa harus takut kehujanan atau roboh,” harap Atiah. (MYU)