JAKARTA, BANPOS – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam penerapan prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG), sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan hingga mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Salah satu fokus utama perusahaan dalam penerapan ESG adalah melalui inisiatif dekarbonisasi guna mencapai NZE 2060 sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno.
“Pupuk Kaltim terus bertransformasi dan memperkuat strategi keberlanjutan melalui integrasi prinsip ESG di setiap aspek operasional perusahaan. Kami percaya, keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, namun juga bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan, memberdayakan masyarakat, serta menerapkan tata kelola yang transparan, akuntabel dan beretika,” ujarnya, dalam rilis yang diterima, Selasa (20/5)
Propan menyebutkan, salah satu program prioritas yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah melalui proyek Co-Firing Coal dengan biomassa di pembangkit tenaga uap (boiler) yang dimiliki perusahaan.
E-Paper BANPOS Terbaru
Co-firing sendiri merupakan proses substitusi bahan bakar menggunakan biomassa secara parsial.
Propan menuturkan, proyek tersebut dijalankan di boiler batubara milik Pupuk Kaltim yang memiliki kapasitas 220×2 ton per jam.
Lewat proyek ini, Pupuk Kaltim memperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 59.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahunnya pada 2030.
“Kami memiliki target dekarbonisasi dengan co-firing. Dengan pengurangan 5% saja batubara, kami bisa mengurangi hingga 59.000 ton emisi CO2 per tahunnya,” ujar Propan.
Propan melanjutkan inisiatif lain yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah membangun pabrik soda ash yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan diproyeksikan dapat menyerap sekitar 174.000 ton CO2 per tahun.
Upaya dekarbonisasi turut diperkuat melalui proyek Revamping Pabrik Ammonia Pupuk Kaltim 2 yang akan menurunkan emisi karbon hingga 110.000 ton pada 2030, sekaligus meningkatkan efisiensi energi.