SERANG, BANPOS – Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang mengajukan permohonan perbaikan saluran irigasi yang vital bagi pertanian mereka. Permohonan ini disampaikan dalam sebuah audiensi dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Ade Ahmad Kosasih, yang berlangsung di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Komplek Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).
Audiensi yang juga dihadiri oleh tokoh adat Abah Usep Suyatma, Sekretaris Adat Henriana Hatra Wijaya, serta sejumlah perwakilan dari berbagai instansi terkait seperti BPBD Banten, Untirta, dan Korem 064 Maulana Yusuf Serang, menjadi wadah bagi masyarakat adat untuk menyampaikan keluhan dan kebutuhan mereka.
Abah Usep dalam kesempatan tersebut menegaskan pentingnya perbaikan saluran irigasi yang mengairi 2.000 hektare sawah di wilayah mereka. “Pada tahun 1989, saat Provinsi Banten masih bagian dari Jawa Barat, pemerintah di bawah Gubernur Solihin GP sudah membantu pembangunan irigasi untuk Desa Cisungsang, Desa Kujang Jaya, dan Desa Cikadu. Namun, hingga kini saluran irigasi sepanjang 7 km yang mengairi sawah kami belum direhabilitasi total,” ujar Abah Usep.
Abah Usep menjelaskan bahwa keberadaan irigasi yang optimal akan memungkinkan masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang untuk melakukan dua kali masa tanam dalam setahun, namun saat ini mereka hanya mampu bercocok tanam sekali akibat keterbatasan air. “Kami adalah pionir dalam sistem tanam padi dua kali dalam setahun sejak 1974 dengan sistem malik jarami,” tambahnya.
Selain itu, pada 28 April 2025 mendatang, masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang akan menggelar upacara panen padi yang disebut Ngamitkeun Sri Ti Bumi sebagai bagian dari prosesi adat Jatnika. Panen kali ini mencakup sembilan desa yang berada dalam wilayah adat Kasepuhan Cisungsang, yang memiliki luas sekitar 6.000 hektare. Menariknya, masyarakat adat tidak mengenal konsep “panen raya”, melainkan melakukan panen sesuai dengan kebutuhan masing-masing desa.
E-Paper BANPOS Terbaru
Dalam audiensi tersebut, Haji Asep Mulya atau El Presidente Hajirocker, yang juga hadir dalam pertemuan itu, menekankan pentingnya strategi yang telah turun-temurun dan terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat adat. “Kami ingin menguatkan potensi 2.000 hektare pertanian padi di Kasepuhan Cisungsang. Ini adalah salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat adat,” ujarnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten, Ade Ahmad Kosasih, menyatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan permohonan tersebut kepada Gubernur Banten, Andra Soni, untuk segera ditindaklanjuti. “Kami memiliki tekad untuk mencapai swasembada pangan, dan apa yang disampaikan oleh masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang akan menjadi bahan pertimbangan dalam langkah selanjutnya,” tegas Ade.
Pada kesempatan tersebut, Juhendi, seorang pemuda adat Kasepuhan Cisungsang, juga memperkenalkan produk inovatif Gula Aren Cair yang dihasilkan dari pohon aren yang melimpah di wilayah mereka. Produk ini menjadi salah satu bukti kreativitas masyarakat adat dalam mengembangkan potensi lokal yang berkelanjutan.
Dengan berbagai potensi dan harapan yang disampaikan dalam audiensi ini, diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih untuk meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang. (RED)