Oleh : M. Ishom el Saha
DI saat lebaran biasanya tiap orang saling anjangsana dan berkunjung ke rumah saudara dan kerabat serta mengutarakan kesalahan untuk dimaafkan oleh masing-masing pihak. Hanya saja, seringkali seseorang yang sedang bersilaturahim dan belum beranjak untuk permisi keluar rumah, ia sudah melakukan kesalahan dan dosa baru kepada tuan rumah ataupun sebaliknya.
Ada 5 kesalahan yang umumnya terjadi dalam suasana anjangsana lebaran.
Pertama, pamer diperlihatkan (riya) dan diperdengarkan(sum’ah) dengan maksud ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang di sekelilingnya. Suka cita dalam merayakan lebaran acap kali dinodai dengan kebiasaan memamerkan pakaian, perhiasan, kendaraan, kesuksesan dan sebagainya,; baik dari pihak tamu maupun tuan rumah. Seolah ingin memberi tahukan kepada khalayak bahwa “inilah aku” yang mengalami peningkatan taraf hidup di saat lebaran. Namun demikian, bagaimanapun juga pamer adalah perbuatan tak terpuji karena akan menimbulkan kecemburuan orang lain dan menarik dosa-dosa lainnya.
Kedua, iri (hasud) atau tidak suka dengan orang lain yang ditunjukkan dengan sikap memalingkan muka atau berkata-kata tidak langsung di depan orangnya. Pada saat anjang sana lebaran, iri hati biasanya muncul disebabkan ketidaksenangan dan kecemburuan dengan orang lain yang bernasib baik atau dianggap menyainginya.
E-Paper BANPOS Terbaru
Ketiga, buruk sangka (suuz-zdan) atau menilai negatif orang lain dengan berbagai praduga yang tak ada dasarnya. Buruk sangka sering terjadi timbul dari orang yang bertamu maupun tuan rumah itu sendiri. Orang yang sedang bertamu timbul praduga yang tidak-tidak dikarenakan ada perbedaan yang drastis dari pemilik rumah atau isi rumah. Sementara tuan rumah timbul buruk sangka dikarenakan tamunya menunjukkan gelagat yang aneh atau sikap berlebihan.
Keempat, menggunjing (ghibah) atau membicarakan orang lain dari segi kekurangan dan kejelekannya. Di saat lebaran, adakalanya tamu dan tuan rumah menggunjingkan orang lain. Adakalanya juga sesama tamu menggunjingkan pemilik rumah yang sedang dikunjungi. Misalnya, tamu yang sudah dipersilahkan duduk di ruang tamu, tiba-tiba ditinggalkan tuan rumahnya untuk waktu sebentar karena ingin menyiapkan minuman atau makanan. Kemudian sesama tamu itu menggunjingkan pemilik rumah karena sesuatu hal yang dilihatnya di dalam rumah.